Selasa, 01 Desember 2009

Senandung Rindu

Senandung rindu tercipta untuk dia yang terkasih
Yang telah membangkitkan raga sang dara
Yang melukiskan awan di hati sang perawan
Yang menorehkan luka dalam menganga, satu lubang tanpa dasar
Yang menghembuskan nafas cinta dari pucuk ubun-ubunku
Lalu menariknya kembali dalam satu tarikan panjang melalui jantungku

Senandung rindu ku persembahkan untuk dia
Yang melukiskan ribuan pelangi
Yang menaburkan jutaan bintang
Yang menyenandungkan puisi-puisi cinta karya para pujangga
Yang menorehkan ukiran-ukiran mimpi
Yang menggoreskan pahatan-pahatan kasar di atas kanvas tak berwarna
Serta menjatuhkan awan hitam tanpa hujan

Senandung rindu tercipta untuk dia yang terkasih
Sebagai pengingat akan sebuah kisah
Sebagai penaut antara dua kasih
Sebagai bukti, sayap-sayapku tak patah juga rapuh

Senandung rindu mengepakkan sayap-sayapku terbang tinggi
Membentang luas siap menyanggamu wahai jiwa yang letih

Wahai jiwa yang haus dan rapuh
Aku di sini dan masih tetap di sini
Menyerahkan bahuku untuk kau sandari
Menyerahkan hatiku untuk kau huni
Ketika akhirnya kau lelah berkelana
Ketika akhirnya kau tersandung perih
Ketika kau tersadar dan merindukan damai

Wahai cinta…
Aku masih di sini menyenandungkan Senandung Rindu untukmu

-Fr. N-
29 November 2009,
dari atas mioku dalam perjalanan bogor-priuk yang panjang dan meletihkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar