Rabu, 28 Juli 2010

RAGAM KARAKTER, RAGAM SUKU, RAGAM BAHASA TUMPAH RUAH JADI SATU

Gede - Pangrango
23-25 Juli 2010

belum lama turun dari Raung,, para sobatku itu sudah saling merindu satu dengan yang lain... hmm akhirnya tercetuslah keinginan reunian lagi.. arisan gunung pun berlanjut.. Gede -Pangrango tujuan berikutnya.. saaatnya kawan yang dari timur datang berkunjung.. yuhaaa

karena aku yang paling deket dan paling banyak waktu,, jadilah seksi repot tuk urusan perbookingan.. ternyataaa... mentang-mentang orang rimba,, masalah KTP kok pada susah rek.. pfuuh.. kacaaau..

tapi itulah serunya.. dan mengumpulkan para pendaki tidaklah terlalu sulit, dalam waktu singkat jumlah peserta meningkat lebih dari yang diperkirakan, bahkan kalau booking tidak jauh-jauh hari jumlah peserta terus bertambah.. beeeuuh.. mantabz.. 33 orang terdaftar

yang luar biasa ketika seluruh KTP terkumpul di tangan,, mereka datang dari berbagai macam latar belakang dan budaya yang berbeda.. tetapi karena kami punya satu tujuan dan minat yang sama.. semua tak tampak.. yang ada.. kami SATU.. SATU NEGERI.. SATU BANGSA.. woow

***

23 Juli 2010.. sepakat kumpul di Base Camp putri sebelum pukul 8 malam.. tapiiii.. maceeetnya jalur puncak yang membuat senewen itu menyebabkan aku baru sampai sana hampir pukul 9.. ritual bersih-bersih, sholat saja sudah memakan waktu.. menutupi rasa bersalah dengan segala kecerewetan dan kerusuhan.. hohohoh.. sorry.. ^-^

sedikit rieweh dengan beberapa kawan yang terpisah dan akan menyusul tapi tak jua kelihatan batang hidungnya.. daftar ulang dan registrasi + sedikit keisengan Ranu dan Bang Didin yang puas banget mengerjaiku malam itu.. grrr... benar-benar membuktikan bahwa aku bukan orang yang bisa bernegosiasi dan melobi... payaaah...

Tepat pukul 11 malam mulailah kami jalan malam itu.. Dengan berbekal basmalah dan doa bersama.. yuhaaaa


Baru saja jalan,,tiba-tiba saja perutku mual.. ya ampuuun... kejadian lagi peristiwa di Cikurai.. kosong lagilah perutku yang baru saja terisi..

Sejam... dua jam.. tiga jam.. semakin malam semakin enjoy perjalanan kurasa.. kebiasaan begadang malam menguntungkanku.. tapi sayangnya staminaku yang sedang bagus-bagusnya tidak sejalan dengan kondisi kawan-kawanku yang mulai keletihan... satu persatu mulai bergelimpangan termakan lelah dan kantuk.. bahkan satu kawan sangat menurun kondisinya.. akhirnya walau berada di tengah jalur, terpaksa deh mendirikan tenda tuk bermalam.. karena jalur sempit terpaksa banyak yang hanya berselimut SB atau mendirikan bifak darurat.,

bangun pagi dengan terkaget-kaget karena hari sudah cukup siang,, alhasil sholat tergesa-gesa yang membuat aku dan imeh menghadap arah yang bertolak belakang.. ampuuun.. antara lucu dan malu... semoga Allah menerima sholat kami.. amin..


mencoba terpejam lagi,, namun tukang uduk berteriak-teriak menjajakan dagangannya.. aneeh berasa... akhirnya menikmati nasi uduk dengan setengah hati,, karena rasanya yang tidak karuan.. hehehe..


08.30... jalan lagi,, tak tuk tak tuk... baterenya dah ga sekuat tadi malam,, sudah mulai lowbat.. sebentar-bentar parkir... duh gusti..

Surya kencana

sekitar dua jam, dengan jalan santai dan kebanyakan ngobrolnya sampai juga di surken... huaaaahh.. mengenang 4 tahun lalu... saat pertama kal menginjakan kaki disebuah tempat yang disebut gunung.. bersama puluhan wanita yang juga berkebaya, mengadakan upacara pagi mengenang Ibu Kartini.. hohohoho... jadi kangen kawan-kawanku yang entah dimana mereka kini.. entah mengapa,, Surya Kencana empat tahun lalu, walau Eidelweisnya sedang tidak mekar tapi berasa jauh lebih indah dan mengesankan daripada Surken sat ini..

kumpul bersama para pengembara dari tanah pasundan... menggelitik relung di jiwa.. ada perasaan yang tersentuh.. saat sedang di tengah keindahan duniawi seperti ini memang memancing sisi romantisme berlebihan.. hehehe


Foto sana- foto sini... gaya sana gaya sini... menunggu masakan mereka kelar.. (cuma gw doank kali ya, perempuan yang paraaagh banget tuk urusan masak memasak hahahah)
selesai pasukan kumpul semua dan tidak ada yang tercecer lagi.. dan tidak lagi ada yang kelaparan... foto bareng juga udah.. jalan lagi deh... tepat tengah hari.. terik sekali..

berusaha sekuat tenaga lari terlebih dahulu,, supaya bisa sampai di sumber air dan sholat dengan tenangnya..
Alhamdulillah... kali ini banyak peserta yang sholat.. jadi deh berjamaah.. Rasanya ya Allah... nikmaaaaat sekali.. akhirnya cita-cita yang sebenarnya sederhana ini kesampaian juga..

selesai semua, segera pada meluncur cepat menuju puncak... tapii ya seperti biasa.. aku mah alon -alon ae.. hohoho... bahkan masih bisa-bisanya ngobrolin hal yang menyebalkan dengan si bangkong...


Alhamdulillah.. sampai juga di puncak.. Subhanallah.. semua memori 4 tahun lalu terbuka lebar.. seperti baru kemarin rasanya..

Kawah Gunung Gede

tidak terlalu lama,, karena hari yang mulai sore.. semua segera meluncur turun ke kandang badak... tapi rasanya malasss banget meninggalkan keindahan ini begitu saja. Seperti yang udah udah,, selalu ada saja dua orang yang baik hati menemaniku.. kali ini ada Q most dan Luki yang sabar hahah.. pelan-pelan saja..

tak disangka di tengah jalan ketemu sama si kriwil lucu yang sudah hampir setahun tak berjumpa... huhahaha.. senangnyaaaa.. walau tetep sok jaim.. menghindari hati semakin kotor, segeralah aku berlalu secepat mungkin.. walau berharap bisa berlama-lama ngobrol dengannya.. xixixix.. pengin teriak sebenarnya saking senengnya.. huaaaaaaah

hari semakin gelap,, mata kaki gw semakin ga ngelihat... loooh... yang ada tersandung terus.. gedabruk gedubrak.. wadaaaau..


Alhamdulillah lagi-lagi kulantunkan syukurku ketika akhirnya tiba jua di kandang badak.. hari semakin malam.. semua sudah sibuk dengan aktivitasnya..
selesai beres-beres,, makan juga sudah.. tiduuur... yuhaaaa... mata kakiku perlu dipejamkan hohoho... ^-^

semakin malam,, angin semakin kencang.. gilaaa... anginnya terus menyelusup masuk ke dalam SB... brrrr... ternyata cover tendanya tidak dipasang,, jadilah anginnya senang bermain... brrr

***

25 Juli 2010,, jam 3 pagi, si Bangkong sudah berteriak-teriak membangunkan semua... pusing kepalaku karena mimpi buruk dan anginnya yang luar biasa... segera beres-beres dan makan yang di siapkan mami imeh... dan walau badan berasa berat banget tetep jalan jua menuju Pangrango... Bismillah.

jalannya terus naik.. bener-bener naik.. panjang nian berasa... tapi aku menikmati setiap langkahnya.. wangi daunnya,, wangi lembabnya.. menggelitik perasaanku.. suka sekali suasananya.. berjalan sendiri di belakang, tak perduli kalau mereka sudah tiba atau aku ditinggalkan.. aku hanya ingin sampai tanpa mengurangi kenikmatan perjalanannya... tapi ternyata mereka terus menanti hohoho


s
etelah jalan tiga jam yang cukup lama tiba jualah akhirnya... ternyata puncaknya biasaaa banget.. hohohoho..

akhirnya semangka yang sudah Bangkong bawa dari Surabaya itu dibelah jua... pesta semangka.. dan lagi-lagi aku hanya bagian ngesut aja hahaha..


setelah puas segala macam gaya foto.. turunlah kami ke lembah Mandalawangi.. dan aku hanya terpana berdecak... Subhanallah.. indah sekali.. jauuuh lebih indah dari Surken... ingin rasanya kubacakan puisi Gie..

MANDALAWANGI-PANGRANGO

senja ini ketika matahari turun dalam jurang-jurang mu
aku datang kembali
kedalam ribaan mu, dalam sepimu dan dalam dinginmu

walaupun setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
aku berbicara denganmu tentang cinta dan keindahan
dan aku terima kau dalam keberadaanmu,
seperti kau terima daku

aku cinta padamu, pangrango yang dingin dan sepi
sungaimu adalah keabadian tentang tiada
hutanmu sdalah misteri segala
cintamu dan cintaku adalah kebisuan semata

malam itu ketika dingin menyelimuti mandalawangi kau datang kembali
dan bicara padaku tentang kehampaan

hidup adalah soal keberanian, menghadapi tanda tanya
tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita menawar
terimalah dan hadapilah

dan antara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
aku terima ini semua
melampaui batas-batas hutanmu, melampaui batas-batas jurangmu

aku cinta padamu Pangrango

karena aku cinta pada keberanian hidup

Soe Hok Gie. Jakarta. 19-07-1966


@Mandalawangi

di antara memorium di Mandalawangi

ditengah keindahan seperti ini ingin rasanya jiwa pujanggaku keluar,, tapi entah mengapa semua berasa beku... perasaan ini susah sekali diungkapkan dengan kata.. aaah aku suka..

sayangnya karena hanya kurang dari setengah yang melanjutkan perjalanan ke Pangrango dan Mandalawangi ini maka waktu kami terbatas,, karena tak enak membuat kawan yang di bawah menunggu terlalu lama... huaaah.. sedih sekali harus turun..


lagi-lagi semua berlari.. gileee yee.. turun gunung seperti kejar-kejaran gaji hahaha.. (pembelaan diri).. perlahan sajalah.. menikmati bau lembabnya hutan.. ditengah jalan,, ketika akhirnya sendiri.. gemericik daun mengundangku untuk menuliskan sesuatu.. pusi singkat.. aku pun hampir tertidur karena begitu menikmatinya,,, hoammm

Bergoyang tertiup angin dedaunan hijau

melantunkan nada-nada sendu
bernyayi, bercanda dan tertawa
dalam satu lingkaran cerita
mengajak sang petualang masuk dalam rengkuhan cinta

Burung-burung bersenandung merdu
menyanyikan lagu para perindu
membuatku terdiam dan terpaku
menatap megahnya Gede Berdiri
menunjukan kebesaran sang Ilahi
(puisi dalam sepi)

ketika kesadaranku pulih,, ku segera turun kembali,, dan ternyata si Panjul, Imam, yadi, Mate dan Seti masih menungguku... huaaahh.. dasarrrr pendaki error.

tengah hari tiba kembali ke kandang badak.. semua sudah dibongkar... perlu rehat sejenak untuk segera turun ke bawah..

karena iseng-iseng nyiapin minuman segar,, aku dan imam ditinggal rombongan.. walaaah.. kan ga da yg tahu jalan... tanya yang sedang duduk malah ditunjukin jalan yang salah.. untung ada teman yang ngelihat,, waduuuh.. nyebar lagi deh julukan pendaki error.. @_@


berjam-jam menyusuri jalur turun terhibur dengan berbagai pesona alam


Air panas

Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.

butuh ekstra kehati-hatian melewati jalur ini.. dengan berpijak pada bebatuan yang sudah berlumut dan berpegangan pada tali yang dipancang sebagai pengaman melewati aliran air panas mengair deras menambah sensai dan keseruan sendiri..



Air terjun Cibeureum


Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut merah yang endemik di Jawa Barat.

Airnya yang cukup dingin dapat membuat relax para pendaki yang sudah cukup lelah.. coba dan rasakanlah mandi disini.. dijamin suegerr..



Telaga Biru.

Semakin turun mendekati pintu masuk / keluar Cibodas, kita akan menemukan sebuah danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter dpl) yang berwarna biru.

Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena ditutupi oleh ganggang biru.


INDAHNYA KEBERSAMAAN
berbeda-beda tetap satu jua

Jakarta, Karawang, Cikampek, Purwakarta, Bogor, Surabaya dan Madura tak adaperbedaan


Kamis, 22 Juli 2010

Teka - Teki Cinta Sang Pramusaji

Teka-Teki Cinta Sang Pramusaji

Penulis: Vikas Swaruf
Penerbit: Serambi
Tahun Cetak (Ind): Juli 2008

Ram Mohammad Thomas, nama yang diberikan tiga pemuka agama kepada bocah yang dibuang orang tuanya di sebuah panti asuhan. Dibesarkan dan berguru pada Romo Timothy, bersahabat erat dengan Salim, bocah muslim yatim piatu yang berambisi menjadi aktor besar. . hidup dari satu kota neraka ke kota neraka lainnya..Delhi, Mumbai, Dharavi, Agra.. menjadikannya remaja tangguh..

bergulat dengan berbagai macam kekerasan,, dari hampir dijadikan pengemis cacat hingga tak sengaja membunuh perampok di kereta api.. kekerasan hidupnya membawanya kepada kuis Who Will Win A Billion..

tak ada yang menyangka,, seorang pramusaji yang tidak pernah sekolah mampu menjawab semua soal yang diajukan. kecurigaan dan ketidak mampuan pihak TV membayarnya membuatnya masuk penjara dan siksaan dari oknum polisi.. satu persata kisah hidupnya terungkap seiring setiap pertanyaan kuis yang berhasil dijawabnya.. kisah dari awal hidup bersama Romo Timothy hingga kisah cintanya bersama Nitta, seoarang gadis yang dijual kakaknya untuk jadi pelacur.

***

buku yang awalnya berjudul Q & A ini telah difilimkan dengan judul Slumdog Millionaire, yang berhasil meraih 8 oscar. Menurut gw novel ini kalo diberi bintang 1-5 mungkin akan gw kasih bintang 3 aja, alias standar-standar aja.. cuma menariknya, dalam buku ini kita belajar realitas sosial negeri India yang tidak terlalu jauh berbeda dibandingkan di Indonesia.. terlalu keras untuk dijalanin kalangan bawah..

penerjemahan dalam buku ini juga membuat kita sedikit berkerut, karena ada beberapa kata yang ga lazim dipakai.. jadi untuk tahu artinya harus melihat konteks.. seperti kata luncas, tubir kemiskinan, perutku terkelik.. apa itu artinya???

pada intinya dalam buku ini kita diajarkan untuk percaya pada dasarnya semua hal yang terjadi bukan kebetulan semata.. kesialan hingga keberuntungan sudah ada di Skenario Sang Pencipta..

Selasa, 13 Juli 2010

KASMARAN

-->
-->
Iseng-iseng main games di atas kapal Pulau Panggang-Muara Angke, sepulang liburan dari Semak Daun akhir pekan kemarin ternyata berbonus satu buah Novel… huraaaaa… uhuuuy
anime emoticon
Nah ini nih bukunya…
Judul Buku :
Kasmaran
-sebuah memoar CINTA-
Penulis :Kafi Kurnia & Dwitri Waluyo
Penerbit :AKOER
Tahun Terbit : September 2009
Pertama baca di atas kapal, aku tidak begitu merasakan ketertarikan dengan buku ini, maklum baca sambil terantuk-antuk menahan kantuk.,, beeeuh..
Ketika sampai di rumah dan seluruh lelah sudah hilang, di kamarku yang sudah tidak lagi seperti gudang bekas perang… ku mulai membaca lembar demi lembar dan terperangah.. ups..
Anjani mulai menceritakan kisah masa lalunya kepada putri kesayangannya. Dimulai kisahnya dari sebuah cangkang kerang (h.10),, weew.. tanpa sadar ku sentuh dadaku yang tiba-tiba berasa sakit..
Lembar demi lembar berganti,, aku tak mau berhenti dan benar-benar terkejut.. ternyata novel yang diambil dari kisah nyata ini begitu menarik,, karena begitu mengena dan nunceep.
Anjani menceritakan pertemuan pertamanya dengan pujaan hatinya, dan cangkang kerang itu yang menjadi awal ikatan mereka.. (h.11-16)
woow.. jadi inget awal tahun lalu, sepulang dari pendakian ke Slamet.. kusempatkan mampir ke PAI, pantai di kawasan Tegal.. sepanjang perjalanan, cowo jelek yang baru kukenal itu membuatku kesal sekali, hingga kemarahanku hampir meledak. Untuk menghilangkan kesalku, kukumpulkan cangkang-cangkang kerang sepanjang pinggir pantai., dan cangkang-cangkang kerang itu masih tersimpan didalam kotak sepatu hingga kini…
walau kisahnya berbeda (Anjani hanya satu cangkang kerang yang diberikan Seno, sedangkan aku segambreng cangkang yang tidak menarik, yang kukumpulkan sendiri untuk menghilangkan kesal hehehe…) tapi tetap saja membuat perasaanku kembali terusik.. pfuuuh
namun demikian, walau resah sudah mulai berasa, kulanjutkan membaca buku ini.. kisah-kisah manis romantika ala remaja hanya membuatku tersenyum sendiri..haiyyaaa,.. maluu aku..
Anjani dan Seno pun berpisah ketika Seno lulus SMA, karena Seno melanjutkan ke akademi militer. (hal. 27-30)
Surat-surat Anjani diabaikan, tidak ada balasan. Tidak ada kabar berita. Lenyap begitu saja … (hal. 33-34)
“Serasa terjun dari ketinggian tanpa tahu ada yang akan menyelamatkan.” (h.33) Dulu mungkin aku akan berkata,, eeet dah.. lebai bener.. tapi kini akhirnya aku mengerti.. hikz.
Begitulah pria,. dengan mudah melupakan apa yang dulu mereka bilang cinta.. huhuhuhu sad pout
Selulusnya dari SMA, karena dia tidak mendengar kabar apapun dari Seno, Anjani pun menikah dengan seorang dokter, yang tengah praktek di wilayahnya, Permadi. Pria yang mempunyai kepribadian sangat berbeda dengan Seno. Bagaikan dua kutub yang bersebrangan..
Pernikahan pun berjalan baik-baik saja hingga delapan belas tahu. Anjani dan Permadi pun dianugerahi 3 anak. Anjani pun sibuk dengan berbagai aktivitasnya, hingga wajah cantiknya mulai berseliweran di majalah dan Koran ibu kota, karena dia pemenang lomba busana tingkat nasional. Inilah awal badai kehidupannya. Seno muncul kembali ke kehidupannya.
“ dan saat itu jantungku benar-benar berhenti memompa darah. Dalam sepersekian detik aku bisa merasakan telapak tanganku yang mendadak dingin. Dia pernah menjadi titik di ujung lorong , tapi dia tidak pernah benar-benar hilang. (h.50)
Membaca sampai sini membuat jantungku turut berpacu… lebai banget sih memang.. tapi aku tahu rasanya.. ya Allah..
Kedatanagn pria itu membangkitkan gairahnya yang sudah lama terpendam.. ternyata dia benar-benar tidak bisa berhenti mencintainya.. jatuh kembali ke dalam pelukannya.. Dewi Anjani benar-benar bermain api dan mengambil semua risiko yang menyertainya.
Aku jadi sedikit merinding baca bagian ini, ketika Anjani menyatakan bahwa dia tak pernah bisa membenci dan marah kepada Seno, bahkan dia tidak bisa menolak semua ajakannya.. Masya Allah..
Berapa bulan yang lalu aku ketemu dia, yang telah melukaiku begitu parah. Yang kupikir sudah bisa ku usir pergi dari hati. Ternyata aku salah. Aku kalah!!! Jangankan membencinya, marah kepadanya pun tak bisa. Aku bahkan tak bisa menolak ketika dia memintaku menemaninya hari itu, ketika harusnya aku bersama kawan2ku berkemah di curug Margasari.. gilaaa.. dia benar-benar membuatku bodoh luar biasa.
Anjani benar-benar melepas semuanya demi Seno,. Berpisah dengan suami dan anak-anaknya, melepas semua kehidupan sosialnya, karirnya… hanya karena cinta buta.
Menjadi wanita simpanan pun dia tak bisa menolak, karena Seno tidak menceraikan Arimbi istrinya.
Andai ini hanya cerita fiksi, mungkin aku tak begitu merasakan apa-apa membaca ini.. tapi kisah nyata.. ya Allah..
Semakin lama keburukan Soni pun terbuka. Ternyata bukan hanya Arimbi dan Anjani yang menjadi wanita-wanitanya..
Berasa sedikit sesak, kuhentikan membaca. Segera ku sholat untuk meyegarkan jiwa ini.. berdoa sepenuh hati.. apapun kedepannya yang terjadi, aku tidak ingin mengalami kejadian yang sama dengan Anjani.. semoga cintaku tidak membuatku jadi buta dan bodoh.. semoga Allah melimpahkan hidayahnya kepada lelaki itu, semoga dia tidak akan menjadi seperti Seno… Ya Allah lindungi dia,, jangan gelapkan hatinya.. tolong.. bersihkan hati ini dan jangan jadikan aku rapuh..
Ingin tidur dan berhenti membaca,, tapi penasaran. Karena banyak rasa yang diungkapkan Anjani dibuku ini bisa aku pahami.
Namun Anjani seperti halnya banyak perempuan-perempuan lain, masih saja memaafkannya.. terus memaafkannya. Tak bisa sedikitpun membecinya.
Jadi teringat rasanya ketika wanita-wanita itu mengaku sebagai kekasihnya.. bertanya ini itu tentang siapa aku,, oh mein Gott.. bahkan di tengah posisi itu aku tetap menjaga dirinya, mengatakan kalau aku ini hanya temannya, walau kaki ini berasa lepas dan tak sanggup menyanggaku… aku masih mencoba menjaga harga dirinya di mata wanita-wanita itu.. (ya Allah… dia yang bilang aku ini calonnya,, lalu siapa mereka???.. gilaaa..)
Kedudukan dan karir Seno terus melejit, dan kelakuannya pun semakin buruk. Terlalu posesiv, kasar, dan mengalami penyimpangan sexsual. Dia bahkan melibatkan Anjani di dalamnya.
Hal ini lah yang membawa Anjani ke dalam pemikiran panjang. Kebahagiaan yang dia perjuangkan hingga mengorbankan keluarganya dan sahabatnya hanyalah lebahagiaan semu.. Dan dia pun memilih pergi…
Ooh cinta.. deritanya tiada akhir.. hehehehe.. –fatkay-
Namun demikian Anjani mengatakan kepada Seno,, Jika suatu saat nanti dia terbaring sakit tak berdaya -entah karena stroke atau lainnya- dan semua perempuan mudah yang selama ini berada di sisinya menjauh, aku akan menjadi orang pertama yang akan datang merawatnya.. (h.201)
Waaah.. mirip yang aku katakan dengan dia.. hikz..
“kalo suatu saat kau lelah dengan semua permainanmu, dan semua perempuanmu pergi,. Dan akhirnya kaupun sadar.. aku masih di sini..”
Huaaaah… bodohnya rek.. cry Pictures, Images and Photos
***
Risiko dan Pilihan.. dalam hidup kita akan selalu dihadapkan dengan pilihan dan risiko yang mengikutinya.
“ Ya. Pilihan dan risiko. Karena takut akan sesuatu yang membahayakan, kita membangun benteng, menutup diri dari semua hal, termasuk yang dapat membahagiakan kita, atau sebaliknya, kita berharap mendapat sesuatu yang membahagiakan, hingga tidak peduli jika hal yang membahayakan ikut menghampiri. Keduanya memiliki risiko, tinggal mana yang kita pilih.” (h.4)
Dalam soal percintaan pun kita dihadapkan dengan pilihan dan risiko. Akankah kita mengejar sesuatu yang kita anggap “cinta” dan kita pikir akan memberi kebahagian tapi dengan risiko menghantam segala halang rintang dan bahaya,, atau kita diam dan membiarkan diri kita diam saja dalam benteng yang kita bangun, menikmati yang ada.. hmm..
Yang jelas.. berhati-hatilah dengan pilihan anda.. jangan terbawa emosi dan perasaan yang kadang menyesatkan.. selalulah cari petunjuk dari yang Maha Kuasa..
Semoga Allah selalu menjaga hati, iman dan rasa malu kami sebagai wanita..
Hati-hatilah kalau ketemu mantan pacar.. Waspadalah!!! Waspadalah!! Hohohoh
***
Kita sangat berharga dan terlalu berharga untuk direndahkan dan dilecehkan oleh siapapun.. so.. SEMANGAT..
--> --> -->