(10 &11 Juli 2010)
baru saja berniat tinggal dengan tenangnya di rumah.. belajar jadi orang rumahan.. ternyata susaaaaaaaaah.. gatel sekali kai ini.. hohoho.. kaki2ku,, yang kukunya aja baru tanggal udah gatel lagi mau cari petualangan2 baru..
rembugan dengan tim hore, tim caur.. malah ga ketemu jalan keluar.. semuanya punya ide masing-masing yang inginnya diturutin.. dari touring di Ciwedei, ngecamp di Cidahu sampai nangkring di monas.. duuh..
Jumat malam, bang Anton kasih kabar kalau teman-temannya mau bersenorkl di Semak Daun.. waaah langsung lah kusambut... dan syukurnya si inul, pegy, dan yosi ikut menemani.. uhuuuy
***
janjian kumpul jam 6 pagi di kota.. tapiii tuh Catty pake bocor lagi bannya hikz.. ngedorong di jalanan rusak parah.. ampuun.. udah pasrah aja dah kalo ditinggal..
singkat cerita... sampailah di Muara Angke dengan waktu yang cukup siang,, tapi cukup terkejut jua melihat ratusan orang berbondong-bondong masuk ke dermaga.. beeuuuh.. hari akhir liburan.. haiyaaa..
karena datang terlalu siang, kehabisanlah kapal yang menuju pramuka.. sejam.. dua jam.. tiga jam.. gileeee.. basah sudah dengan keringat karena teriknya mentari yang bertengger di atas sana.. belum lagi lalar-lalar yang lalu lalang membuat perutku mual..
mempercayakan semuanya dengan Mba Ade dan rekan2, akhirnya kami memulai perjalanan ke Tidung terlebih dahulu.. dijemputlah di sana oleh pak Yanto.. yuuhuu...
ditengah perjalanan kami lihat 4 ekor lumba-lumba yang asyik meloncat-loncat.. kereeen.. walau sayangnya karena keasikan tidur, cuma sempat ngelihat beberapa saat doank..
menjelang tiba di pulau, kami disuguhkan hidangan makan siang.. bebek olahan Mba Ade bener-bener maknyusss mengalahkan restoran-restoran bebek yang pernah kudatangi..
setelah beberapa jam yang meletihkan di kapal dan di perahu,, akhirnya tiba jualah kami di pulau tujuan.. yuhuu..
kereeeeeeeeeen.. tapi sayangnya nih pulau ramai juga pengunjungnya.. dampak iklan dan promo lewat media seperti facebook mang luar biasa..
selesai berbenah dan sholat, segera kami menuju kapal pak Yanto untuk di turunkan di tengah-tengah laut.. bersnorkl ria.. huaah.. aku siaaap..
turun dengan terus menarik-narik Inul untuk menemani, karena parno terseret arusnya yang kencang.. entah berapa banyak lecet-lecet di tangannya terkena goresan kuku-kukuku yang baru saja ku potong.. hohoho.. sory nul.
Hanya berani berputar-putar dekat perahu sembari menelan satu dua liter air.. (lebaaai) dan memandang iri melihat si Oki, Ogen atau om Uris yang menyelami kedalaman laut dengan lincahnya.. huhuhu.. andai saja satu organ tubuhku itu tidak terlalu sensi dan cengeng dengan air, mungkin ibuku tidak akan mengamankan aku dari olahraga air yang begitu menyenangkan dan menyehatkan ini… dan sambil berdoa tentunya, penyakitku itu tidak kambuh lagi.. (belum apa-apa aku sudah membayangkan wajah si koko dokter yang menggeleng-gelengkan kepalanya karena kebandelanku ini.. huhuhu)
Tapi aku tidak akan menyerah… lanjuuut
Hari semakin senja.. warna jingga mulai tampak.. saatnya kembali ke daratan..
Bersih-bersih.. cekakak cekikik bersama Pegy dan Desi mandi kilat dengan pakaian lengkap diterangi senter remang-remang di satu-satunya sumur yang ada di sana.. hohoho.. tegang, malu dan khawatir terlihat menjadi sensasi tersendiri..
Semakin gelap, berbincang-bincang mengenang perjalanan ke tengah rimba.. tidur-tiduran di bawah pohon di tepi pantai hingga tanpa sadar tertidur pulas, dan terbangun ketika Desy mengantarkan satu piring spagethy.. ternyata mereka sudah makan semua dan tidak menemukan aku yang tersembunyi dalam gelap.. hahaha.. tumben-tumbenan tidur langsung pules.. padahal hanya hanya di sepotong papan, yang kalo bergerak langsung gelundung ke bawah..
Baru selesai spaghety.. ikan bakar pun tersaji.. mantabz.. tak lama udang rebus pun siap dibantai.. huaaa.. pesta sea food… tak henti-hentinya makanan-makanan itu tersaji.. hingga kami menyerah dan meninggalkan setengah panci lagi udang rebus.. mantaaaabz..
Puas dengan perut berat, kami jalan-jalan ke dermaga.. tidur-tiduran memandang bintang yang semakin lama memudar karena tertutup awan.. Subhanallah.. malam ini tenang sekali..
Kami pun kembali karena angin semakin tajam menusuk dada.
Segera kami mendirikan tenda untuk kami tidur malam itu,, karena walau ada kamar tersedia, tidur di tenda menjadi kenikmatan tersendiri untuk kami yang terbiasa tidur di alam.. (gayaaa…)
Semakin malam udara semakin panas berasa.. bahkan terasa hampa udara.. pfuuuh.. akhirnya hanya belingsatan berasa tercekik dengan keringat bercucuran… haiyaaa
Bangun shubuh dengan ogah-ogahan dan terkejut melihat para koki sudah terbangun menyiapkan sarapan untuk kami.. rajiiiin banget Mba ade, Tia dan Indra ui..
Menikmati hari dan berharap bisa melihat sang Raja terbit.. tapi sayangnya mendung menghalangi.. uuugh… tapi tak apalah.. saatnya narsis.. yuhaaa
Kembali ke rumah, berencana mau muterin isi pulau eeh tergoda dengan sarapan yang sudah disediakan dan akhirnya malah sibuk makan.. payaaah dah gembul..
Beres-beres kembali ke perahu pak Yanto, untuk bersnorkl lagi dan untuk kembali pulang tentunya.. huaaahhh.. masih kurang puas..
Sampailah di tengah laut.. dengan kepedean terjun aja.. berusaha tenang tidak panik seperti kemarinnya..
Kedalamannya lebih dari yang kemarin, tapi arusnya lebih ringan walau sama-sama menarikku ke tengah.. alhasil selama beberapa saat aku hanya berpegangan dengn tali yang dilemparkan anaknya pak Yanto… lama-lama berasa bodoh sendiri.. kulepaskan saja tuh talinya.. alhasil terbawa aruslah.. hohoh.. lalu dengan gaya sang penyelamat pantai, berenanglah pak Yanto menarikku ke tengah ke tempat karang yang lumayan tinggi untuk tempat aku berdiri.. ketika kubenamkan wajah ini .. waaah Subhanallah,. Buaguuus banget pemandangan di bawah sini.. banyak ikan nemo yang lalu lalang,, n ikan beraneka warna… Andai aku bisa berenang.. pasti ku kejar ikan–ikan itu hingga ke dalam.. huhuhu..
Asyiiik ngobak, ga terasa tangan pda merah dipatilin ubur-ubur.. padahal tuh ubur-ubur ga kelihatan juga.. ughh
Maha besar engkau ya Allah yang melimpahi negeri ini dengan keindahan dan kemakmuran..
Hari pun semakin siang.. saatnya kembali ke tengah kota yang hiruk pikuk..
mandi dan beres-beres di rumah pak Yanto di Pulau Panggang.. memutarinya sejenak.. mengganggu anak-anak yang bermain bola.. bernarsis ria merekam dalam ingatan isi pulau kecil ini..
tepat tengah hari,, kami berpisah dengan pak Yanto.. melanjutkan perjalanan dengan kapal ke Muara Angke.. sebelum kapal penuh, Mba Ade dan mas Indra mengkordinir kami bermain beberapa games.. seruu.. aku dapat novel.. hohohoh.. senangnyaaaa.. danke yoo
***
semakin merapat kapal semakin berasa kota yang sumpek dengan segala rutinitasnya… huaaahh… maaa aku pulaaang..
Pemandangan di Semak Daun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar