Kamis, 22 Juli 2010

Teka - Teki Cinta Sang Pramusaji

Teka-Teki Cinta Sang Pramusaji

Penulis: Vikas Swaruf
Penerbit: Serambi
Tahun Cetak (Ind): Juli 2008

Ram Mohammad Thomas, nama yang diberikan tiga pemuka agama kepada bocah yang dibuang orang tuanya di sebuah panti asuhan. Dibesarkan dan berguru pada Romo Timothy, bersahabat erat dengan Salim, bocah muslim yatim piatu yang berambisi menjadi aktor besar. . hidup dari satu kota neraka ke kota neraka lainnya..Delhi, Mumbai, Dharavi, Agra.. menjadikannya remaja tangguh..

bergulat dengan berbagai macam kekerasan,, dari hampir dijadikan pengemis cacat hingga tak sengaja membunuh perampok di kereta api.. kekerasan hidupnya membawanya kepada kuis Who Will Win A Billion..

tak ada yang menyangka,, seorang pramusaji yang tidak pernah sekolah mampu menjawab semua soal yang diajukan. kecurigaan dan ketidak mampuan pihak TV membayarnya membuatnya masuk penjara dan siksaan dari oknum polisi.. satu persata kisah hidupnya terungkap seiring setiap pertanyaan kuis yang berhasil dijawabnya.. kisah dari awal hidup bersama Romo Timothy hingga kisah cintanya bersama Nitta, seoarang gadis yang dijual kakaknya untuk jadi pelacur.

***

buku yang awalnya berjudul Q & A ini telah difilimkan dengan judul Slumdog Millionaire, yang berhasil meraih 8 oscar. Menurut gw novel ini kalo diberi bintang 1-5 mungkin akan gw kasih bintang 3 aja, alias standar-standar aja.. cuma menariknya, dalam buku ini kita belajar realitas sosial negeri India yang tidak terlalu jauh berbeda dibandingkan di Indonesia.. terlalu keras untuk dijalanin kalangan bawah..

penerjemahan dalam buku ini juga membuat kita sedikit berkerut, karena ada beberapa kata yang ga lazim dipakai.. jadi untuk tahu artinya harus melihat konteks.. seperti kata luncas, tubir kemiskinan, perutku terkelik.. apa itu artinya???

pada intinya dalam buku ini kita diajarkan untuk percaya pada dasarnya semua hal yang terjadi bukan kebetulan semata.. kesialan hingga keberuntungan sudah ada di Skenario Sang Pencipta..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar