Senin, 30 Agustus 2010

Perahu Kertas


Judul Buku : Perahu Kertas
Penulis : Dewi Lestari
Tanggal Terbit : Agustus 2009
Penerbit: Bentang Pustaka
--> -->
Perahu kertas, judul yang unik ketika pertama kali saya lihat buku ini di toko buku terkenal di daerah Matraman, dan akhirnya dapat pinjaman dari seorang sahabat..(hehehe… ga modal banget).. namun akhirnya merasa rugi, karena tidak memiliki sendiri buku yang “sederhana” namun amat sangat menarik. Buku ini begitu “manusiawi”. Begitu saya mulai membacanya, saya sulit menghentikannya hingga buku ini tamat saya baca. Saya suka novel ini.
Novel ini bergenre popular, dengan gaya percakapan khas anak perkotaan. Ada dunia kampus, persahabatan, pesta dan kisah percintaan di dalamnya.
Kugy dan Keenan, nama dua tokoh utama, yang sangat unik dan sempat membuat saya membola-balikkan halaman karena kebingungan gender dari kedua tokoh ini.. mana yang perempuan mana yang laki-laki.. hehehe,, payah sekali penerimaan otak saya ini.
***
Kugy.. gadis mungil, manis, unik dan sangat eksentrik, senang mendongeng dan sangat imaginative. Berkuliah di fakultas sastra untuk mewujudkan cita-citanya menjadi pendongeng professional.
Keenan.. pria tampan, yang sangat berbakat melukis dan begitu mencintai seni dan lukisan namun terhalang ambisi ayahnya yang melarangnya dan memaksanya kuliah ekonomi untuk melanjutkan usaha yang dirintisnya.
Keduanya dipertemukan oleh pasangan Eko dan Noni. Eko sepupu dari Keenan, sedangkan Noni sahabat Kugy dari kecil. Dari awal pertemuan, Kugy dan Keenan sudah mengalami kecocokan satu dengan yang lainnya. Sama-sama mata-mata neptunus, begitulah Kugy mengungkapkannya.
Lambat laun Kugy dan Keenan saling jatuh cinta, karena keduanya saling mengisi satu dengan yang lain. Kugy yang senang membuat cerita dongeng namun selalu bermasalah dengan kemampuannya menggambar, dan Keenan merasakan lukisannya lebih hidup dengan cerita-cerita dari Kugy. Tapi keduanya tak mempunyai kesempatan untuk mengungkapkannya. Kugy sudah mempunya kekasih, dan Keenan sedang dicomblangi oleh Noni dan Eko dengan Wanda, curator cantik yang mengerti tentang lukisan.
Kugy yang tidak mengerti mengenai seni dan lukisan merasakan dirinya terlalu jauh dengan Keenan.. “bagaikan langit dan sumur” menurutnya. Akhirnya dia menjauh dari kawan-kawannya, Putus dengan pacarnya, menyibukkan diri dengan kampus dan menjadi relawan pengajar di sekolah darurat yang dinamakan Sakola Alit. Kugy pun lulus cepat dan bekerja menjadi Copywriter di perusahaan periklanan (mengubur mimpinya jadi pendongeng). Karena ide-idenya segar dan cerdas, Kugy pun cepat diperhitungkan di tempatnya bekerja. Dan sang bos pun jatuh hati kepadanya.
Sedangkan Keenan, yang merasakan hobi dan cita-citanya bisa jadi kenyataan dengan adanya Wanda yang mendukung dan menyokongnya berani memutuskan menenatang ayahnya. Meninggalkan kampus dan rumah, tuk menjadi pelukis professional. Namun ternyata, yang terjadi tidak seperti yang dikiranya. Wanda membohonginya. Dia pun merasa hancur dan pergi ke Ubud, Bali tinggal di rumah Pak Wayan, sahabat ibunya yang juga seniman tersohor di Bali.
Tinggal dengan keluarga seniman, tidak membuat Keenan kembali menemukan jiwa seninya yang sudah terluka akibat kecewanya. Buku dongeng yang pernah diberikan Kugy, yang menceritakan kisah kehidupan anak-anak di Sakola Alit lah yang membuat jiwanya kembali bersemangat. Dia pun menciptakan lukisan serial mengenai “Jendral Pilik dan pasukan Alit” dan menjadi terkenal karenanya. Selain itu ada Luhde, gadis Bali yang setia menemaninya disaat-saat paling tersulit dalam hidupnya.
Ayahnya yang sakit keras, memaksa Keenan tuk kembali ke Jakarta untuk menggantikan ayahnya menjalankan perusahaan.
Seperti perahu kertas, yang dilepaskan Kugy di kali, laut, sungai atau parit yang pada akhirnya akan bermuara pada tempat yang sama. Begitu pun hati hanya bisa pasrah dengan aliran cinta yang membawanya mengalir entah ke mana. Pertemuan Kugy dan Keenan tidak dapat terelakkan. Empat sahabat ini kembali bertemu dengan kondisi yang sudah berbeda. Hati kembali teruji.
Pada akhirnya kejujuran dan cintalah yang menunjukan aliran hati mereka. Akankah mereka menemukan muara yang sama. Atau kembali dalam putaran nasib yang entah akan berhenti dimana. Akankah dongeng dan lukisan kembali menyatu, atau mereka akan punya kisah yang berbeda. Perahu kertas Kugy yang akan berkisah.
***
Menurut saya, ada tiga hal pokok yang ingin disampaikan dalam novel ini. Tentang Cinta, Impian dan Kejujuran.
Cinta : Cinta antara Kugy dan Keenan yang terpendam, karena tidak mampu mengungkapkannya.
Impian : Impian Kugy menjadi Juru dongeng, dan Keenan yang bercita-cita menjadi penulis. Keadaan lingkungan mereka yang memaksa mereka lebih realistis sehingga impian itu begitu sulit dijangkau. Namun mereka yakin akan mimpi-mimpi mereka, apabila saling dukung dan support.
(inilah inti yang saya suka.. “jangan takut untuk bermimpu” hehehe)
Kejujuran : Inilah yang yang membuat cerita jadi mengharukan. Ketika keduanya dapat jujur satu sama lain tentang hati mereka. Dan ketika Remy (kekasih Kugy) dan Luhde (kekasih Keenan) mau melepaskan ego masing –masing untuk menyadari bahwa cinta dari keduanya bukan untuk mereka.
(adakah dalam kehidupan nyata??... ^_^)
Novel ini sangat bisa mengisi kekosongan dan kebosanan, karena ceritanya yang lucu walau pada akhirnya jadi mengharu biru..

2 komentar: