Tadi malam bersamaan dengan sayup-sayup suara tadarusan dari mushola di depan rumah, kudengarkan keluhan sesorang di telephon genggamku. Keluhan yang bercampur tangisan, kegelisahan dan rasa putus asa.. curahan hati sahabatku itu membuatku terhenyak dan sedikit miris.. semua yang terjadi padanya seperti yang ku prediksi. Semua yang ku khawatirkan terjadi padanya. Impiannya, cintanya kandas pupus tenggelam,, terdengar lebai memang.. tapi untuk dia, rasa seperti inilah yang sedang dirasakannya sekarang.. hmmm
Teringat betapa ketusnya, judesnya atau kerasnya aku mengatakan kepadanya untuk sedikit memakai otaknya sebelum dia memutuskan sesuatu. Ketika dia dengan dalih begitu cintanya dengan gunung, begitu eratnya persahabatan di matanya. "aku dah biasa hidup susah!, jadi hal ini hanya bagian kecil." ketika dia memilih pergi dengan kami daripada pekerjaan yang tampaknya akan bagus untuk masa depannya.. "verdammt!!" rutukku dalam hati, dan akhirnya hanya bisa bilang, "hidup itu selalu dihadapkan dengan pilihan,, selalu!!.. so jangan pernah sesali atas semua yang lo pilih,, karena setiap pilihan ada konsekuensi di belakangnya!!!"
kini berapa bulan kemudian,, dia begitu terpuruk karena cintanya pergi.. dia merasakan terpukul dan begitu merasa sendiri... kekasihnya pergi dengan pilihan keluarganya, setelah mencoba bertahan dengan sahabatku itu.
ingin sekali ku berteriak,, hallloooo, terimalah nasibmu kawan! inilah jalan yang sudah kau tentukan sendiri! wanita manakah yang bisa bertahan kalo yang dilihat hanya kekeraskepalaan dan ego dari kekasihnya.. tapiii, sahabat macam apa aku ini kalo masih saja bikin susah di saat susah.. dan akhirnya hanya bisa mendengarkan keluhkesahnya,, hanya bisa mencoba membangkitkan semangatnya.. yaa, hanya mencoba. karena semangat dan kebahagiaan letaknya hanya didasar hatinya.. dan Tuhan yang tahu, betapa aku ingin dia lebih baik dan bahagia.
sebagian kawan melihat dan menganggapku berlebihan dan terlalu keras dalam menyikapi sahabatku ini.. mungkin memang aku berlebihan.. tapi ini bukan yang pertama kulihat, dan ini juga pernah terjadi padaku.
awal tahun lalu, di tengah pendakianku ke gunung Slamet, ku kenal seorang kawan, yang dengan entengnya bercerita kalau dia baru saja meninggalkan pekerjaannya yang cukup baik karena dia harus sibuk mengurus pendakian itu.. weeew,, loyalitas atau kebodohan ya?..
berbulan-bulan mencari kerja tak dapat, hingga akhirnya pasrah menjadi pengangon bebek, dan mencoba bangkit dengan membuka usah sendiri.. tapi semua tak mudah tentunya.. selalu menghubungiku dengan segala kesetressannya hingga niatnya mau mati saja.. wwow.. hidup itu memang penuh kejutan.. @_@
dia setress karena kehidupannya tak juga lebih baik, cintanya pergi meninggalkannya.. mimpinya kandas.. buatnya Tuhan tak adil..
hmm.. makin aneh2 saja penduduk bumi,, kita yang bikin ulah, Tuhan yang disalahkan..
dua contoh di depan mata,, bahkan aku sendiri pernah melakaukan kebodohan yang hampir sama, walau mungkin tidak begitu fatal seperti kedua orang tersebut..
inti dari kisah ini, aku hanya ingin mengatakan.. dalam hidup itu selalu ada pilihan.. jalan hidup, menuju yang baik atau jurang kehancuran pada dasarnya ditentukan oleh langkah kita.. jangan pernah menyalahkan Tuhan atas semua langkah yang telah kita tentukan.. selalu ada pelajaran dan hikmah dari setiap langkah.
teringat seorang sobat -yang sangat aku kagumi- pernah berkata,
..ada kalanya kita berpikir dengan dengkul, namun ada kalanya kita haruss berpikir dengan menggunakan otak..
....
masih banyak cara, hobi tetap tersalurkan tanpa mengorbankan masa depan.. dan banyak cara menjadikan hobi sebagai jalan menuju masa depan
tetap SEMANGAAATTT!!!
makasih ya teh, :D gpp ya di komen soalnya ga ada live chatnya
BalasHapusbner2...bner bget tu..
BalasHapussemoga temn ka2k segra pulih y..
setuju mbak! :D
BalasHapusoh iya, aku ada award buat mbak ehehehe silahkan langsung ke blog aku ya mbak :D
http://morethangrey.blogspot.com/2010/08/award-pertama.html