Sabtu, 20 Maret 2010

Perangku Harus Berakhir

Perang terus bergejolak,, semakin panas dan membara. Setiap pihak menggunakan senjata terbaiknya, yang paling ampuh dan menghancurkan. Otak sudah menyiapkan senapan berisi peluru rangkaian kata dan peristiwa, sedangkan dari pihak hati sudah menyiapkan tameng keyakinan dan gas air mata.

“ hai bodoh.. sudahlah menyerah!” seru otak dengan ketusnya

“ tidak!.. aku belum mau menyerah!!!” seru hati tak mau kalah.

“ aaah.. benar-benar bodoh kauuuuuuuuuuu..” otak mulai meradang dan menembakkan senapannya bertubi-tubi, “dengarkan aku! Sekarang tulis di tubuhmu yang semakin gelap itu, Tulis!!! Dari awal hari itu terjadi, berapa banyak janji yang dia ucapkan… dari yang sederhana sampai kelas berat.. berapa banyak janji yang kalian buat tapi dia ingkari… berapa banyak omongannya yang ga sesuai kenyataan,, apa yang kalian sepakati hari itu, apa ada yang dia tepati???”

Dengan tameng di tangannya, hati memantulkan kembali semua serangan otak..

“setiap hal ada sebabnya.. yang aku butuhkan hanya mencari tahu sebabnya..” kemudian hati melemparkan gas air mata bertubi-tubi. Kini otak yang terus saja berlari-lari mencari perlindungan..

“untung saja zat itu nyaris tidak pernah menyentuhku” gumam otak.

“ percuma kau lemparkan itu,, kau kan tahu itu tidak guna untukku. Sebabnya hanya satu,, dia itu pembohong!!! Apa kau lupa, berapa banyak perselingkuhan yang dia lakukan di belakangmu, dan ketika semunya sudah terbuka, apa dia menyesal??? Tidak!!! Semakin bangga dia menghubungimu untuk mengatakan dia sedang dengan si a atau b atau bahkan i… dia itu keparat!!! Bodoh sekali kau masih saja sok baik..”

“ Tuhan saja pemaaf… mengapa kita tak bisa memaafkan! Mungkin dia hanya sedang tersesat, berilah sedikit petunjuk. Jangan kau tinggali begitu saja.” hati hanya terdiam dalam tamengnya yang semakin rapuh.. “kita pun sering sekali berbuat salah.. kalau memang dia berbuat dosa, biar dia bertanggung jawab dengan Tuhannya…”

“ aku tak pernah memintamu mendendam, aku hanya ingin kau gunakan aku… bukankah kita dahulu selalu seiring sejalan. Mengapa kita jadi sering bertengkar hingga akhirnya seperti ini… kau itu sering selalu terbawa perasaan… jadi gunakanlah aku!!!”

“ aku hanya merasa berdosa meninggalkannya dalam keadaan seperti ini… bukankah manusia wajib saling mengingatkan, karena iblis tak pernah menyerah untuk menggoda kita.”

“ kau sudah mencoba,, tapi akhirnya kau yang terluka bukan??? Dia selalu menyerang balik padamu.. sudahlah… dia tak pernah menghargai niatmu” otak mulai merasa tak tega pada hati yang sudah bersembunyi dalam tamengnya yang mulai rapuh

“ dia itu pada dasarnya baik,” masih saja hati menggumam

“ begitulah kau… terus saja kekeh sama keyakinanmu yang pada dasarnya sudah ternoda dengan perasaanmu yang telah buta itu…. Sudahlah… kau pun sudah menitipkannya pada orang-orang yang tepat… percayalah sahabat-sahabatmu itu bisa membawa pengaruh yang positive padanya.. kita pergi saja yang jauh..”

“ tapi kau sendiri yang selalu mengingatkan aku!!”

“ tapi kau yang berlebihan menanggapinya… mari kita jalan bersama lagi… biarkan perang ini berakhir di sini..”

“ tapi…..” hati masih saja tak mau keluar dari tamengnya yang kini berbentuk cangkang bolong

“ dengarkan nasihat sahabat-sahabatmu… mereka yang tulus menyayangimu… kita bakar saja semua dalam satu lelehan api… akan kubakar isi tubuhku yang sudah tercemar olehnya, begitupun dengan perasaanmu.. tidak ada yang namanya cinta, sayang.. semua itu omong kosong dan hanya bualan!!! Bakar semuanya sekarang!”
Hati masih saja terdiam,, masih berusaha membela keyakinannya.. tapi dia sudah tak berdaya…

“ sudahlah sobat!! Aku merindukan kau seperti yang dahulu,, tidak rapuh seperti hari ini.. ingatlah!!.. Tuhan tak pernah tidur sekejappun,, Dia melihat semua yang ada didalammu… di dalam hatinya… berdoa saja kalau keyakinanmu selama ini benar, doakan saja kalau dia akan baik-baik saja.. doakan supaya kau dan hatinya selalu diberi cahaya… bersihkanlah noda-noda di tubuhmu… kita pergi yang jauuuh saaja… dunia ini terlalu indah jika hanya dihabiskan untuk berduka… mari kita berpetualang… kita putari bagian-bagian terindah dunia ini.. “
Perlahan-lahan hati meletakkan tamengnya di tanah.

“ kau kejam sekali menyerangku terus..” ujar hati sembari sedikit tersenyum…

“ aku muak dengan semua rengekanmu… kau tak pernah mendengarkanku lagi… kau tak tahu betapa marahnya aku ketika dia bilang aku aneh setelah yang dia lakukan pda kita,, tapi kau terus saja membelanya.. rengekanmu membuat aku pening dan si lambung berdarah-darah…”

“ kita mau pergi ke mana?”

“ kemanapun, dimana langit masih berwarna biru, mentari masih bersinar cerah.. dan edelweiss masih bermekaran..” otak memeluk hati yang masih basah.

“ kumpulkan semua perasaanmu sekarang di sini,, akan ku keluarkan semua memoriku tentangnya… kita bakar saja sampai lebur… dan biarkan abunya tetap di sini.. supaya kita sadar jangan pernah ada yang kedua apalagi yang ketiga…”

“ Hidup indah ya… kalau kita mau berkompromi dan berdamai dengan hidup” ujar hati

“ yups… siapkan diri.. kita berpetualang sekarang!..”

2 komentar:

  1. sungguh menyedihkan.... ktika org itu pergi tanpa memegang jawaban.....

    BalasHapus
  2. yups memang.. tetapi meletihkan juga kalu jawabn itu tak kunjung datang.. biarlah pada akhirnya waktu kan yang menjawab semua..

    BalasHapus