Selasa, 22 Juni 2010

Hujan di bulan Juni.....


RABB.. Seperti apa langkahku ke depan?
Seribu tanya menghujam otak dan hatiku yang tak lagi mau sejalan…
Seperti ribuan kubik air yang tercurah ke bumi di bulan ini…
Hujan di bulan Juni

Rabb… kembali kumentalkan cinta yang datang..
Cinta yang coba ditawarkan sebagai penawar luka yang telah terukir dalam
Hanya karena satu alasan klasik
Tak ada getaran, tak ada setruman atau tak ada chemsitri.

Aku hanya khawatir terluka lagi,,
tak ingin terjajah rasa perih lagi..
sekali cukup kurasa,,

Tak ingin ku bersembunyi lagi dalam setiap langkahku mengejar matahariku,
dan dalam setiap tidur panjangku..

Tak pernah ku sangka, ku akan jadi gelisah??
Andai ku tak pernah tergugah!!

Hujan di bukan Juni…
perlambang dukaku di tahun lalu,
ketika harusnya ceria musim panas, justru bumi basah dan terus menangis..

Hujan di bulan Juni,,
pengganti air mataku yang tak jua bisa tercurah, walau perih merajah

RABB…
aku tak pernah tahu kemana langkahku,,
ke jalan yang benarkah??
Atau jalan ini jalan menuju jurang kehancuran, terlalu menyimpang dari jalan Kau Ridhai??

Tuhan,,
aku sungguh buta.. jangan kau gelapkan hatiku
Tuntunlah aku.. aku butuh CahayaMu

Hujan di bulan Juni..
Terus menyenandungkan lagu-lagu rindu,
lagu-lagu duka,,lagu-lagu kegamangan hati

Hujan di bulan Juni
Kuresapi tiap tetesnya membasahi tubuhku,
terjatuh diujung-ujung jariku

Hujan di bulan Juni.
Lagu duka buat sang perindu..
----
19-20 Juni

3 komentar:

  1. kenapa sakit ini tak jua bisa hilang siiiiiiih?????

    BalasHapus
  2. sang pencinta rimba23 Juni 2010 pukul 17.07

    sabar... sabarrr.. sabar kawan... semoga da oat dari segala perihmu ini...

    BalasHapus
  3. tenang pohon solusi masih banyak buahnya.Kalau tanagnmu tak sampai memetiknya,mungkin butuh galah untuk menjangkaunya.Jika masih saja galahmu tak sampai,Sabarlah....
    Tunggu sampai buahnya matang dan jatuh sendiri ke tanah.begitu kadang akhirnya lebih nikmat rasanya ....


    siska

    BalasHapus