Senin, 14 Juni 2010

Cikurai uuui...

catatan perjalanan

Setelah menyusuri gunung-gunung di
Jawa Tengah dan Jawa Timur, hati ini tergoda jua untuk menyusuri keindahan tanah parahiyangan.. di mana ya ?.. hmm garut lah tempatnya.. di kota ini, terdapat beberapa gunung yang cukup menarik di jelajahi..
lalu mau ke mana kita??? akhirnya setelah diskusi dengan Ariz, partner perjalan kali ini, jatuhlah tujuan ke papandayan,, browsing.. tanya sana-sini,, terkumpulah data yang cukup.. yihaaa.. packing... berangkaaat..

Jumat, 11.06.2010

bertemulah aku, Ariz, Dan Trisno di kampung rambutan malam hari.. ketika bertemu muka,,malah keluar lagi pertanyaan.. mau ke mana kita ya?.. loooh... wah wah... aya aya wae..

21:00,, naik bus jurusan terminal Guntur Garut,, menunggu bus penuh penumpang, masih saja dipenuhi pertanyaan .. mau ke mana sih kita sebenarnya??.. ckckckc..
akhirnya kucoba hubungi teman-teman yang sudah mengenal daerah sini,, mengumpulkan data-data perbandingan antara Cikurai, Papandayan maupun Guntur.. beeuuh.. banyak maunya kami ini.. akhirnya kami putuskan lihat saja nanti.. biarkan saja bus ini sampai dulu ke Garut... aneh bener.. ^_^

Sabtu, 12 Juni 2010

02:10,, sampai jualah kami di terminal Guntur, Garut.. bermalam di mushola terminal menunggu subuh tiba..

bangun masih dengan pikiran, ke mana kita??.. akhirnya setelah memikirkan kemungkinan yang bisa terjadi,. kami putuskan ke Cikurai... loooh... kok jadi berbeda dengan tujuan semula yaks,, yaa.. karena kami ingin merasakan tantangan lebih,, dan berharap kami masih ada waktu untuk mengunjungi papandayan seturunnya dari Cikurai.. haiyaaa.. gaya bener dah,,kaya pendaki profesioanal aja.. hohoho..

ketika subuh datang, segera setelah sholat dan sarapan pagi, kami melanjutkan perjalan ke Cilawu menggunakan angkot abu-abu... melihat sepanjang jalan aku cukup terpesona melihat keadaan di pagi itu,, masih gelap tapi semua sudah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.. padahal kalo di rumah.. masih kebluk nih.. wadooh..

sekitar setengah jam angkot itu pun menurunkan kami di desa Cikurai... jiaaah,, kejauhan pak.. pak Supir pikir Cikurai yang kami tuju ya desa Cikurai.. walau dengan tas-tas besar, tampang imut2 kami rupanya meragukan untuk dibilang mendaki wahahaha... terpaksalah kami ikut lagi berputar.. membuang waktu saja..

turun di Cilawu,. banyak di hampiri Para Jeko.. walau kami sudah diberi tahu kawan bahwa jarak yang kami tempuh lumayan jauhnya, dan bisa dikurangi dengan naik Jeko hingga Pemancar (di bawah gunung, di mana sudah tidak bisa ditempuh dengan kendaraan apapun),, tapi mendengar harga yang ditawarkan, dan tujuan kami untuk naik gunung bukan naik ojek, kami tolaklah para Jeko itu.. Bismillah.. kami bisa!!

membawa bekal air secukupnya, dengan harapan mengisi air di pemancar..
lapor di pos Cilawu, kami mulai perjalanan..ternyata perjalanan menuju Pemancar, benar-benar panjang cuuy.. selangkah demi selangkah.. kami jumpai hamparan kebun Teh yang luas, hijau memanjakan mata.. Subhanallah.. jam demi jam berlalu,, kami merasakan hanya berputar-putar.. melipir jalan yang kami lalui.. benar-benar menapaki kebun teh..

satu yang sempat singgah dibenakku saat itu, walau kaki ini lelah luar biasa, bukankah ini kenikmatan dari sebuah perjalanan, dari sebuah pendakian.. bahwasannya sebuah usaha yang dilalui dengan proses luar biasa akan menghasilkan hasil yang jauh lebih memuaskan dari pada cara instan.. bukankah dalam sebuah pendakian,, bukan berapa cepatnya kita sampai puncak,, tapi seberapa kuatkah kita melewati prosesnya, seberapa bisa kita menikmati dan bersyukur pada sang Kuasa??.. aah atau ini hanya sebuah pembelaan dari pendaki yang enggan mengeluarkan uang lebih??... entahlah.. yang jelas.. aku sangat bersyukur akan tiap tetes yang kukeluarkan saat itu.. setiap keringat itu menjadi tasbih, setiap tarikan nafasku menjadi begitu nikmat luar biasa.. Alhamdulillah
dengan istirahat sedikit mungkin, menikmati obrolan dengan Ariz dan Trisno, yang syukurnya tidak merokok membuatku benar-benar menikmati perjalanan ini.., setelah 4 jam tibalah kami di Pemancar.. Alhamdulillah..

mampirlah kami di pemancar AnTV dan TPI, dan kami bertemu si akang yang baik hati yang mengizinkan kami istirahat sejenak dan mengambil air sebanyak yang kami mau..
tidak lama kemudian, datanglah tiga orang pendaki lainnya, tiga orang mahasiswa POLTEK TELKOM,, Handoyo, dkk.. Alhamdulillah, ternyata tidak hanya kami bertiga yang akan menyusuri hutan Cikurai.. berdasarkan si akang Pemancar jua kami akhirnya tahu, bahwa banyak jalur menuju Pemancar, dan Jalur perkebunan yang baru saja kami tempuh adalah yang terjauh.. weew.. 11 km.. @-@ .. mantabz nian..
nah ini nih pemandangan yang sudah kami lalui..
hamparan gunung-gunung di garut dari kejauhan
hijaaaaauuuuu
13:30,, mulai jalanlah kami berenam.. jalan semakin terus naik dan naik.. dan tiba-tiba,, perut gw mual habizz.. wadoooh.. baru mau mulai niiih.. kenapa selalu ada kejadian yang aneh-aneh sih.. apakah karena kopi yang ku minum tadi terlalu kental??.. Ya Allah,, istighfar tak henti-henti... akhirnya dapat juga kumuntahkan.. beeuh lega pisan.. bersyukur kedua kawanku yang kasep-kasep ini sabar-sabar.. sedangkan ketiga orang tadi biarkan saja berjalan dulu..

pertama-tama kami disuguhkan pemandangan kebun teh yang menghampar luas,, semakin naik ke atas kebun teh tergantikan kebun kol atau kubis lalu hamparan ilalang yang berwana merah dan kebun bawang .. Subhanallah.. indah nian negeriku.. huaaaah... ya Allah beri aku kesehatan selalu agar selalu bisa menikmati indahnya negeri ini...
semakin ke atas, akhirnya masuk hutan jua.. Bismillahirrahmanirrahim..
jalanan terus mendaki, hampir tidak ada bonus dataran.. beeuuuhh.. mantabz juga nih gunung.. walau seperti biasa, dengan jalan seperti kura-kura yang selalu keberatan dengan rumahnya, kuusahakan sedikit mungkin tuk berhenti.. tak enak rasanya kalo menyusahkan adik2 ini..

semakin ke atas, semakin rapat hutannya.. lompatan pun harus lebih lebar.. walau demikian, setiap berapa ratus meter ada tempat yang cukup untuk medirikan tenda, andai tubuh ini sudah tak kuasa diajak berjalan.. selain itu, selama jalan kita kan disuguhi nyanyian burung yang beragam.. bahkan masih ada sekawanan monyet yang tinggal di sini..

17:45,, kami berenam sampai di kaki gunung,, hari mulai gelap.. karena tidak tahu medan di atas, akhirnya kami mendirikan tenda di sini.. dan begitu selesai tenda berdiri hujan pun turun.. byurrrr.. tepat seperti yang sudah diceritakan si akang petugas pemancar, kalau akan hujan setiap pukul 6.. weew.. dingiiiiiiiiiiin..

19:20,, selesai menghadap Sang Kuasa dan menyantap hidangan Trisno,, yang inisiatif memasaknya sangat tinggi,, membuat ku lagi lagi keenakan,, weheheh,, sesegera mungkin tuk tidur karena udara dingin yang luar biasa,, angin yang menderu kencang.. brrrrr.. berharap bisa melihat Matahari terbit pagi harinya..

Minggu, 13 Juni 2010

01:40,, mata berasa sudah terpuaskan.. waduuuh, padahal baru dinihari.. mau tidur lagi susah dan enggan pula terganggu dengan mimpi-mimpi aneh yang terus datang malam ini.. kutatap wajah-wajah polos kawan-kawnkuu,, semoga Allah selalu memberi mereka kebaikan dan yang terbaik..

kupaksakan tidur kembali.. Tuhan, jangan beri aku mimpi malam ini..

04:30,, alarm berbunyi.. saatnya bangun tuk mengejar saat terindah.. tapiiiii... Trisno dan Ariz masih tertidur pulass.. duuuh tak tega membangunkan mereka.. adooooh... gelisah sekali rasanya.. ooh mentariku..
tak tuk tak tuk,, detik berasa kencang sekali... aaahg.. masih tak tega .. kupasrahkan waktu pagi ini berlalu... berpikir,, kalo di manapun matahari terbit keindahannya tetap sama.. aargggh

05:30,, akhirnya ku berteriak-teriak juga membangunkan mereka.. wakakakak.. khawatir subuhnya kan terlewat.. beeuhh.. selesai beres-beres pagi,, lagi-lagi makanan sudah tersaji.. wakakakak.. perempuan macam apa aku ini, makan kok dimasakin laki-laki
07:15,, selesai packing dan merapikan isi tenda.. kami pun jalan ke atas dengan hanya membawa yang cukup dianggap berharga.. Masya Allah,.. hutannya semakin rapat dan semakin sulit dilompati langkah-langkah pendekku.. gerantilan dan gedabrukan.. huaaah
08:30,, ALhamdulillah tiba jua.. Subhanallah.. keren sekali dari atas sini... terhampar jelas kota dan desa di bawah sini... gunung-gunung pun terlihat dengan jelasnya.. Papandayan, Guntur, dan entah gunung-gunung dan perbukitan apa lagi yang berada di sana..
dari atas sini pun kita bisa ngecamp,, bahkan pasti lebih seru ketika bangun tidur disajikan jingga yang indah ketika matahari dengan malu-malunya menyapa kita..
nah gini nih kalo dari puncak Cikurai
papandayan dari kejauhan
nah kalo ini,, tim lengkap nih


09:40,, walau belum begitu puas karena memang terlalu indah,, akhirnya kami pun turun.. yuhuuuu.. ternyata waktu turun hanya membutuhkan kurang dari 40 menit tuk sampai ke tempat camp kami,, ini sudah sangat perlahan jalannya..

10:15,, sampai ke camp, segera merapikan dan menggulung tenda.. huaaah.. ngantuk uui.. kenapa beban kok berasa semakin berat yaaks..

11:40,, setelah sempat menunggu ketiga rekan kami dari Bandung tersebut, akhirnya kami turun.. berusaha secepat mungkin,.. tapiiii seperti yang sudah-sudah,, aku selalu lebih kewalahan bila turun.. beeeuuuhh,, gedubrak gedubruk jatuuuh melulu... ughh

14:00,, sampai juga diladang penuh ilalang..

saatnya narsis ria... yuhuuuu.. kurang apalagikah Allah memberkahi negeri ini.. Garuuut i luv u

14:30,, tiba di pemancar... harapan bisa mandi, istirahat sejenak musnah sudah,, petugas pemancarnya kali ini gualak banget.. menolak kehadiran kami ber6.. beeeuhh..

belum hilang kesal kami, hujan turun dengan derasnya.. berteduhlah kami di teras posko pemancar yang sedang tidak berpenghuni..

jam demi jam berlalu,, hujan tak jua reda.. air sudah habis untuk menyeduh mie dan kopi.. sedangkan jalan ke depan masih lumayan jauh.. weew.. enjoooy aja

16:50,, akhirnya hujan reda dan segera kami melanjutkan perjalanan akhir.. kali ini kami ikuti jalur Handoyo dkk, yang menurut mereka jauh lebih dekat dari jalur kami sebelumnya..

tapiiii jalurnya gilaa ternyata.. turun dengan curamnya melewati ladang kubis orang,, menginjak tanah-tanah gembur yang runtuh terinjak.. tertawa-tawa melihat kawan yang tergelincir dan terjatuh.. pfuuh..

keluar dari ladang,, kami kembali masuk ke kebun teh, yang licin dan basah terguyur hujan.. wew.. setelah tiba di jalan setapak kami menemukan pipa air,, yuhuuuu akhirnya ada juga air.. Alhamdulillah ancaman kehausan sepanjang jalan pun teratasi..

hari semakin gelap, semakin payah mata ini melihat jalan.. sementara itu hanya senter Trisno yang dapat digunakan..

jalan yang kami lalui pun semakin seru dan menakjubkan,
yang sayangnya keindahannya sudah tertutupi gelapnya malam..,, melewati kali, persawahan dan jalan setapak dengan bebatuan terjal ditemani hujan yang semakin deras.. weew,, lagi-lagi hujan di pukul6.. jari-jari kakikku sudah menjerit-jerit tobaaaat... gedubarak gedubruk.. haiyaaa,,

jam demi jam berlalu... hari semakin gelap dan pekat, serta hujan yang tak kunjung reda.. hujan oh hujan,, walau membuat kaki semakin kesulitan melangkah,, tapi aku selalu menyukai hujan..

akhirnya rombongan kami pun memasuki perkampungan warga,, adzan Isya menyambut.. sudah lebih dua jam berjalan, belum ada tanda untuk berhenti..

20:10,, setelah kembali memasuki area persawahaan.. dan jalan besar, sampai jugalah di Cilawu... Alhamdulillah

20:25,, sampai jua ke terminal Guntur... lega rasanya.

22:00,, menuju Jakarta... Alhamdulillah ya Allah


------
Terima kasih untuk Ariz Yulianto dan Sutrisno atas kesediaannya berpetualang bersama sang petualang nekad..

5 komentar:

  1. salam rimba.. jadikan setiap langkah dan cucuran keringat iru jadi pelajaran yang berharga dan indah...

    BalasHapus
  2. hehehe....bener-bener awal yang GeJe banget y mbak nur..hihihi..

    siska

    BalasHapus
  3. @sisca.. hehehe.. yuhaaa.. tapi mingkin ini jadi kenikmatan tersendiri..

    BalasHapus