Selasa, 02 Oktober 2012

Tak selalu manis

di pekan terakhir september ceria, kutempuh perjalan panjang ditemani Rioku tersayang..
Pramuka --> Limau --> Mauk, Tangerang --> Koja --> Duren Sawit --> Bogor --> Bekasi --> dan kembali ke rumahku Di Koja..

perjalanan dari berburu ilmu, berjumpa sahabat, dan jua menjalin tali silaturahim dan keceriaan bersama anak2 kaskus traveler.. weew

Dalam perjalanan kembali ke Koja, di kawasan Pegangsaan Dua, rasa letih dan kantuk menderaku yang hanya tidur kurang dari 3 jam pada malamnya, memaksaku berhenti di sebuah warteg pinggir jalan. teh manis pun ku pesan.

Bu tolong buat di botol ini saja, ujarku pada ibu penjual sembari menyodorkan botol minum,, diacuhkan.. huft.. ya sudahlah pikirku, nanti kutuang saja..

berapa menit berlalu, sekantong teh hangat kuterima dan kubayar. kureguk dan woow.. suweer rasanya ga manis.. hambarrr.

"bu ga manis, bisa ditambah gulanya?"
"udah ukurannya!"
"tapi bener - bener ga manis bu", memandang teh dengan tatapan memelas.
"orang udah ukurannya segitu, gimana siih !!" dengan ketusnya memandang tajam..
gedubrak,, plaks,, woow, "ya udahlah!" jawabku malas

kembali ke Rio dan kuperhatikan warung makan ini,, sepi.. entah karena malam atau memang tak pernah rame, tapi yang pasti.. sikap tak manis penjualnya sudah membuatku enggan kembali kesana.

kasus yang sederhana sebenernya,, namun sedikit mengajakku berfikir.

Teh yang diharapkan berasa manis ini merupakan refleksi dalam kehidupan nyata, bahwasannya hidup tak selalu terjadi seperti yang kita mau. Hidup tak selalu manis dan indah seperti mimpi - mimpi yang kita angan - angankan.

Hidup kadang berasa hambar, membosankan atau bahkan menyebalkan.

kisah romantika yang tak semanis seperti ftv
hidup yang datar - datar saja
pekerjaan yang sama sepanjang waktu
kuliah yang tak semulus jalan tol
cintamu padanya yang tak bersambut
persahabatan yang tak tulus
keluarga yang penuh melodrama
bla bla blaaa .. ---nah jadi curhat daah


Teh itu tidak berasa manis bukan karena gulanya yang kurang, tapi karena si ibu memberikan air terlalu banyak melebihi ukurannya, sehingga gula dan tehnya tak berasa lagi.

soo?? bukan ga mungkin kan kejadian - kejadian tak manis yang kita terima karena ada ukuran yang tidak pas.. usaha yang kurang, idealisme yang ketinggian, whateverlah

Masih ada cara untuk menikmatinya atau mungkin membuatnya jadi pas,,
bisa dengan cara frontal, mengambil gula dari penjualnya yang tentunya akan memancing keributan lebih, namun mungkin bisa dihindari bila kita menambah bayarannya.. atau seperti yang kulakukan saat itu pasrah, tersenyum dan bersyukur.. bersyukur karena hangatnya teh menyegarkan kembali tubuhku, dan memasang senyum lebar karena konon dengan senyum membuat jiwa kita menjadi tenang dan hangat, dan cara itu berhasil.. entah karena terlalu lelah dan malas meributi hal yang tak terlalu penting tapi rasanya malam itu aku bersyukur karena bisa terus terjaga hingga aku dan Rio bisa sampai rumah dengan selamat.

Bagaimana dengan kamu?? cara apa untuk membuat kisah tak manismu menjadi manis atau bahkan sangat manis??

apapun caramu, jangan biarkan yang tak manis itu turut membuatmu jadi tak manis..

semangaat

1 komentar: