Rabu, 05 Mei 2010

SALAK,, pendakian nekadz pertama

6 & 7 Juni 2009

5 Juni 09,, sekitar pukul 12 malam, tiba-tiba ada sms masuk.. ah rupanya dari si wandas -si wandi asal sigempol-... bocah konyol yang kukenal waktu pendakian ke Slamet,, dy ngajakin naik ke SALAK besok pagi.. whaaaaaaaaat, teriakku kaget,, ga kira-kira ngajaknya.. mendadak bener. tapi karena itulah akau merasa tertarik,, efek adrenalinnya lebih berasa kalau mendadak hehehe, terlebih aku memang semakin tertarik kegiatan ini... ayooo, jawaabku..

grabak-grubuk,, memasukan jaket atau apapun yang bisa dimasukkan ke dalam daypackku, karena ku memang tidak punya perlengkapan pendakian apapun waktu itu.. jaket dan sweater pinjeman punya bokap, baju seadanya.. yang penting siap tuk bertempur di cuaca dingin.. berasa semangat banget waktu itu..

6 Juni 09,, kumpul pagi-pagi di stasiun untuk selanjutnya menuju bogor... berangkat bertiga dengan Bung Karel dan si Jamud, menuju kawan dari Guriztpala yang menikah hari itu di daerah Leuwiliang, Bogor,,

siang hari akhirnya sampailah di kediaman Conge, sang mempelai.. setelah istirahat sejenak dan makan siang gratisan... serta diiringi sedikit perdebatan kecil, karena pihak tuan rumah yang menginginkan kami tinggal semalam dulu,, waduuuuh,, dag dig dug juga euy,, lebih baik gw pulang dari pada nekad mulai naik minggu,, karena ga nyiapin cuti di kantor..

-kondangan kok modelnya gini... hiihihi-

Alhamdulillah setelah sang ketua suku Gurizt, si Amar (yang sayangnya tidak bisa ikut serta) mampu meyakinkan.. sore itu aku, Wandas, Jamud, Bung Karel, serta Sigit memulai perjalanan.. perjalanan nekadz pertamaku,, pertama kali menjadi wanita satu-satunya dengan rombongan yang belum terlalu kukenal.. hanya ucapan Basmallah yang menenangkanku... yuhuuuuu...

di awali dengan kesulitan transportasi, yang membuat kami harus mencarter angkot,. lalu belanja sedikit logistik.. Alhamdulillah akhirnya tiba juga di pos pendaftaran.

mempelajari peta pendakian,, bertanya sejelas mungkin.. menyiapkan air minum.. antusias luar biasa..

akhrinya perjalanan pun kami pulai sore itu juga.. dengan berharap aku tidak menyusahkan rombongan.. mudah-mudahan aku cukup prima kali ini..

ternyata jalur yang kami lewati ini benar-benar jalur basah,, menerobos genangan air berlumpur, dengan track yang naik turun... yihaa.. berharap tidak hujan, karena akan menambah tingkat kesulitan.. sore hari kami pun tiba di kawah Ratu.. Subhanallah... lautan putih... serem-serem eksotis... kereeeen...

foto-foto sejenak, kami meneruskan perjalanan sebelum semakin gelap untuk menemukan tempat yang aman untuk bermalam malam ini...

semakin gelap, jalan yang kami tempuh semakin membingungkan.. syukurnya malam itu terang bulan,, jadi walau dengan senter seadanya, jalanan masih bisa terlihat... tapiiii,, rupanya kami tak menemukan jalan yang benar.. bergerak ke sini jurang, sana jurang.. harus bergerak dengan sangat hati-hati...

karena kami semakin tidak bisa membaca jalur yang tepat, akhirnya kami putuskan bermalam di sana,, di tepi kawah ratu.. gilaaaaaaaa.. mengundang bahaya dan maut... masya Allah..

berasa seperti makan buah simalakama, melanjutkan jalan bahaya, karena kanan kiri jurang dan jalur pun semakin samar.. bermalam di sini, belerang mengancam nyawa..

mencari tempat yang sedikit tertutup pepohonan untuk mengurangi resiko belerang.. kami pun mendirikan tenda... ups.. tenyata hanya playsit duank.. wahahaha.. mantabz.. dengan teman-teman baru yang semuanya laki-laki, tenda terbuka seperti ini membuatku merasa lebih nyaman.. walau 4 sahabat baruku itu baik-baik.

hujan turun meramaikan malam itu, walau bulan bersinar dengan terangnya.. memandang rembulan ditengah hujan, membuat suasana hati jadi mendayu-dayu... upfh.. signal tak ada.. terpaksa kerinduanku cukup di dasar hati..

grasak-grusuk,, cari pojokan yang justru basah,, tumpuk tas-tas sebagai batas.. reweeel banget malam itu... merasa malu dan tidak terbiasa tidur diantara para pria-pria uugh.. untung mereka cukup sabar hahaha..

dengkuran halus yang entah siapa pelakunya membuatku terjaga hampir tak dapat terpejam.. resah, rindu dan rasa bersalah, was-was, basah... campur aduk dalam dada..

Alhamdulillah... malam ini semua baik-baik aja.. walau tidur-tidur ayam, namun tidak membuatku terlalu lelah..

bangun pagi dengan semangat penuh.. pemandangan pagi itu,, Subhanallah.. kawah Ratu tersenyum ramah pada kami..

memandang hamparan putih,, bau belerang yang tajam.. ku ingat, pagi itu aku berbincang-bincang banyak hal dengan wandas,, dengan sok tuanya mencoba memberi pengertian tenatang wanita dan hatinya, tentang cinta dan ketulusan... maklum saat itu, hatiku tengah berwarna-warni... padahal kiniii.. aaah

pagi itu aku benar-benar merasakan sensasinya petualangan.. menambah candu yang mulai meracuni darah... kadang menantang bahaya membuat kita jadi merasakan hidup itu berarti..

membuat sarapan sedanya,, dengan logistik yang memang seadanya.. akhirnya setelah cukup puas kami melanjutkan perjalanan menuju puncaaaak yeah..

pas kami jalan, kami baru melihat tulisan... -jangan berada di kawasan ini lebih dari tiga menit- loooooh kami bermalam.. ampuuuun

selangkah demi selangkah,, kami temukan tempat-tempat yang ada di peta.. yeaah, kami temukan tempat yang tepat..
hari semakin siang, tenaga mulai tekuras.. tapi puncak tak kunjung terlihat.. puncak semu lah puncak bayanganlah... lalu mana puncak sejatinya...?? terus menanjak, menanjak dan menanjak.. akhirnya.... jamud putuskan berhenti.. cukup.. tak usah diteruskan..

apaaaaaaaaaaa???? hampir saja ku histeris,, aku masih semangat.. tanggung gilaaa... aku yakin pasti ketemu puncaknya..

tapi jamud benar,, puncaknya semakin samar berasa, dan logistik sudah hampir tak tersisa.. terlalu beresiko memang jika dilanjutkan... pfuuuh.. lemas sekali dengkulku jadinya... pasrah..

akhirnya kami pun turun kembali tanpa menemukan puncak sejatinya,, setelah sebelumnya menghabiskan bekal yang tersisa.. huaah.. mudah-mudahan masih ada kesempatan lain kali tuk menemukan puncaknya.. amin

ternyata turun pun menghabiskan banyak waktu.. malam hari kami baru bisa keluar kejalan umum... dan dengan keyakinan yang amat sangat dari Sigit, kalau sudah tidak ada transportasi lagi ke Priok pada jam segitu, kami pun naik Bus ke yang Rambutan... dan sampai terminal pun sudah malam,, tidak ada pula yang ke priok.. ampuuuuuuuun dah.. lelah dan kesal hari ini benar-benar membuatku hampir meledak.. terpaksa potong-potong jalan dah tuk tiba di rumah..

walau pulangnya kurang menyenangkan,, tapi secara keseluruhan perjalan waktu itu luar bisa... seru dan mendebarkan..

***
thanks to

Jamud..,, gw sempet penasaran ma coolnya lo waktu itu mud.. ternyataaaaa uugh
Wandas..,. obrolan sepanjang pagi itu hanya menjadi sebuah kisah kini.. huhuhu.. maaf kalo gw terlalu banyak ngomel hehehe
Sigit..., salam lestari bro
Bung Karel..., gaya plastiknya boleh juga tuh ditiru.. wkwkw

1 komentar:

  1. hahahhaaa............???
    gila bgt...itu adalah suatu pelajaran bwt anak2 pendaki yang kurang profesional.dan jangn di tiru temen2...itu adalah adegan yang sangat berbahaya....???

    BalasHapus