Senin, 22 Februari 2010

Tangisan Peri


Jutaan panah tajam dan beracun menghujam menuju satu luka,
Mengeluarkan bau busuk, anyir darah dan nanah
Berharap jingga segera datang membawanya pergi tak kembali…
Luka semakin basah berdarah
Bintang-bintang bersembunyi dalam kantung sang peri yang meringkuk dalam buaian sang awan…
Menangis tak kunjung henti meratapi nasib sang luka.
Dewi bulan datang menghibur tapi akhirnya menyerah.
Ikut bersembunyi bersama para bintang yang sudah merasakan pengap dalam gelap.
Sang surya, kakek tua yang mulai keletihan enggan hadir disinggasananya
Membiarkan sang awan menjadi berat dan basah menampung air mata sang peri
Hingga akhirnya sang bumi pun luruh bersama satu duka…
Meratapi sang luka..

-01:00, minggu. 21 Februari- tercipta bersama tetesan hujan yang tak kunjung reda, membuat perih semakin perih… upffh-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar