Senin, 24 Agustus 2009

DiaryQ, Sang Pendaki dodol

Semeru-Bromo-Penanjakan. 17-22 Juli 2009

Ini adalah sebuah cerita dari seorang pendaki amatir, bodoh, lugu dan keras kepala yang semangatnya tak kalah dengan angkuhnya gunung-gunung di pulau Jawa,, walau harus diakui keras semangatnya kurang berimbang dengan stamina dan energinya yang pas-pasan (kalo tidak dibilang payah).. cerita yang mengundang orang untuk geleng-geleng kepala karena kedodolannya.

17.Juli 2009

Yups.. hari ini Q berangkat ke Semeru.. Semeru!!! Warte auf mich!!

Doakan Q yaa,, hari ini Q berangkat tuk mengejar mimpi tuk bisa sampai di tanah tertinggi di Pulau Jawa itu.. yuhuuuu

Tak bisa Q pungkiri, walau semangat tetap menggebu-gebu, namun ada sedikit kejanggalan di hati. Selain karena Jelex tak bisa menemani dalam perjalanan kali ini, namun juga karena kesehatan Q sebenarnya kurang memungkinkan. Sudah hampir 2 minggu flu dan batuk ini tak jua benar-benar sembuh, belum lagi sakit kepala yang ikut-ikutan menyerang.. uugh .. Bismillahirahmanirahim!! Q yakin Q bisa… Ganbatte!!

12.30

Yup si Paris menepati janji tuk mengantarku ke Stasiun Senen. Sahabat yang sudah Q anggap Adik ini memang baik!!

13.00

Kumpul semua di stasiun,, ups ternyata ada personel tambahan. Alhamdulillah peserta bertambah, makin banyak yang ikut makin rame euy.. Apalagi yang ikut cowo-cowo hehehehe, kan makin banyak dehw lahan cuci mata.. ups Astaghfirullah,, becanda!

14.00

Berangkat!!, tak enak hatiku meninggalkan Paris,, ya Allah berikan kesempatan padanya tuk bisa bergabung merasakan kegilaan-kegilaan yang Q alami. I luv u sis!

***

Sudah berjam-jam di kereta, semua sangat membosankan. Q coba membaca novel yang Q bawa, tapi ternyata sama membosankannya. Di sebelah Q si Imeh n Jamud masih asik menyimak cerita bapak di depan yang menceritakan pengalaman-pengalamannya sebagai pendaki. Sebenernya Q tertarik tuk mendengar, tapi ngantuknya bikin mata lengket. Ga peduli dehw mo ada apa, yamg penting tidur. Walau Cuma bisa tidur ayam.

Sampai nih di stasiun Poncol. Kata Imeh di sini lumayan lama berhentinya. Turun ah.. Lagian gara-gara sate barusan, perut Q seperti bergejolak neh. Dasar perut manja, baru di kasih makan begini aja dah berontak.


23.00, Stasiun Poncol

Aaaah KERETANYA JALAN!! Bisa2nya Q ga denger pengumuman sih… kucoba kejar tuh kereta, tapi ah si sekuriti memegang tangan Q untuk menahan Q loncat. Uuugh. . BT BT BT ah..

Duh ya Allah, rasanya pengin masuk ke tanah aja deh saking malunya,, semua orang yang ada di stasiun menatap gw dengan ekspresi beragam.. Plies deh.. Q mang cakep, tapi ga perlu dilihatin pe kaya gitu kale.. @#4$24$@#@@.. argh..

Siapa ya yang bisa ngibur Q malam ini,,

hmmm,, ternyata cuma si Jelex doang yang siap Q ganggu. Tapiii bukannya menghibur malah ribut nyuruh balik,, ugh seperti engga kenal Q aja dy! Sekali Q melangkah, kan Q terusin jalan itu sampai ujung, walau tuk mencapai ujung jalan itu Q harus berbelok-belok melewati jalan yang curam.. emang sih maksudnya baik, tapi kan engga Q banget kalo nyerah hanya gara-gara ketinggalan kereta.

Selama mungkin Q coba bertahan di pusat informasi, setidaknya sampe malunya hilang. tapi lama-lama mereka akhirnya terganggu dengan kehadiran Q,, dan Q pun diusir ke luar ruangan deh! Jiaah.. tega banget sih mereka!! Uugh.. Dengan terpaksa harus Q hadapi kejamnya dunia, menghadapi pandangan-pandangan aneh dari orang-orang … dodol banget sih ..

Q lalui malam ini sendiri di sini, hanya suara si Jelex yang terus menemaniQ dari seberang sana.. Jadi haru biru hati ini.

Di tempat ini pula Q saksikan begitu kerasnya hidup. Setiap saat Q bisa tidur dengan nyamannya di kamarQ, bisa makan apapun yang Q mau, tapi orang-orang ini masih terus berjuang keras di malam selarut ini. Untuk tidurpun mereka harus menunggu stasiun ini sepi, mencari celah kosong dari keramaian yang ada. Ya ampun Q jadi kangen banget neh dengan Ma’ n Bapak di rumah yang mungkin selama ni sering Q abaikan, padahal mereka terus berjuang keras tuk menyediakan kenyamanan tuk kami anak-anaknya… ich liebe euch sehr. Ma’! Q kangen neh hikshiks..


18 Juli 2009

01.20

Akhirnya Kertajaya yang Qnanti2kan datang juga.. penuuuuh banget .. benar2 tak mungkin Q bisa istirahat malam ini. Jangankan duduk berdiri saja dengan setengah kaki..

Alhamdulillah ada cowo manis yang memberikan tempatnya untukQ,.. hehehehe

Asap rokok mengepul penuh menutupi gerbong ini, berasa seperti nyamuk yang diserang asap dari fogging, sesak dan sempit sekali dada ini tuk bernapas. Belum lagi harus menyaksikan tingkah bapak-bapak yang sopan santunnya dah dibuang jauh dari jendela kereta. Tingkah laku kasar, egois dan sesuka mereka sendiri.. uugh.. ampuun… Berikan aku kesabaran tuk menghadapi malam ini ya Allah.

Alhamdulillah si Jelex masih bersedia menemaniQ melewati sepinya malam ini, walau harus diganggu buruknya signal.

04.40, KA Kertajaya

Alhamdulillah setelah berkeliling kereta akhirnya dapat duduk.. emang sih bentar lagi sampai. Tapi lumayanlah tuk mengistirahatkan punggung sejenak.

Hmm pemandangan yang disajikan pun lain lagi nih. Tampak di depanQ perempuan muda,, perkiraan Q sih umurnya tidak terlalu jauh dari Q, tapi tampang lelahnya membuat sedikit guratan dewasanya terlihat lebih jelas. Setengah tertidur menimang dan menyusui bayinya, sedangkan sulungnya menggelantung manja pulas di sebelahnya. Melihat pemandangan ini membuat perasaan Q jadi campur baur dehw.. di umur yang mungkin saja sama atau bahkan lebih tua Q ini, dah ngapain aja ya Q.. yang pastinya masih senang-senang! Siap ga ya Q kalau diberi tanggung jawab seperti itu…

Ah! Biarlah waktu kan yang menjawabnya.. semua kan indah bila tiba pada waktunya!! Ganbatte!!

Q sempatkan ngobrol2 dengan penumpang kereta lainnya. Dan syukur ada juga mau ke st. Gubeng. Bisa jadi teman perjalanan nih.. maklum kalo soal arah, Q ratunya.. Ratu sesat! hihihihi

***

Alhamdulillah ya Allah, sampai juga di pasar turi.

Setelah bersih-bersih, Q lanjutkan perjalanan bersama si Bapak dan si Ibu Mimi, yang Q kenal di kereta, ke St. Gubeng tuk melanjutkan perjalanan ke Malang. Lanjuuuuuuuut cuy.

07.35, Surabaya

Setelah naik turun angkot, sampai juga Q dengan bu Mimi di St. Gubeng. Sedangkan si Bapak melanjutkan perjalanan di angkot pertama yang entah menuju kemana. Mudah-mudahan si Bapak yang baik hati itu selamat samapi tujuannya.. Amin.

Setelah beli tiket dan berpisah dengan bu Mimi yang menuju Blitar tuk Ziarah ke makam ibundanya, Q jalan2 sebentar di sekitar Gubeng tuk cuci mata lihat-lihat yang bening.. kaca bening, air bening..

Waduh makin ga jelas nih… Ups! Q lupa minta alamat atau no. telp bu Mimi,, padahal siapa tahu Q ke Bali, bisa dapet tumpangan gratis,, ngarep banget yaks.. maklum bu Mimi ini aslinya tinggal di bali, di sanur.

08.00. KA Penataran

Naik kereta lagi… Naik Penataran, jurusan Surabaya-Malang,.. terpaksa deh ah jadi muter2 begini. Alhamdulillah dapet duduk. Tapi nih kereta jalannya lama banget sih! jangan2 kalo Q lari masih bisa ngejar. . uph @_@

10.15, Stasiun Kota Baru Malang.

Hahahaha .. akhirnya bertemu kembali Q dengan teman2,, hilang sudah kesepianku semalaman ini.

Upps.. ada dua cowo lagi yang gabung. Baru kali ini peserta bertambah terus di perjalanan. Benar-benar unik perjalanan kali ini. Dua pendaki ini yang bernama Eka dan Yayan ini awalnya mo ke Arjuna tapi ketika melihat rombongan sirkus ini sepertinya mereka tergoda tuk ikut serta. Tambah teman tambah saudara..

11.00

Setelah puas bersih-bersih, makan soto yang lumayan untuk ganjal perut, dan bercanda sejenak dengan teman-teman yang puasssss banget ngecengin kelakuan Q yang dodol ^_^ , lanjut lagi ke terminal arjosari menemui teman-teman dari Madura untuk melanjutkan ke Desa Tumpang.

13.00, Desa Tumpang

Akhirnya Jipnya siap tuk berangkat.. lanjuuuuut!!

15.40, Ranu Pane

Brrrr,, dingin banget neh desa. Es batu di Jakarta sepertinya masih lebih hangat dari pada air disini euy. Ikan asin yang baru diangkat dari penggorengan aja cepat berasa dingin,, tapi Subhanallah makan di sini ditemani ikan asin maknyusss banget. Dasar gembul!

16.30

Siap dengan kostum seaman mungkin, Q dan teman-teman lanjut menuju Ranu Kombolo. Semangat!!!

23.00

Yeah!! akhirnya sampai juga di Ranu Kumbolo, setelah kelelahan, kelaparan dan ngantuk yang amat sangat hampir saja membunuh semangatQ.. Angin dingin menggigit tulang, menambah beban kantuk tak tertahankan. Dinginnya nyaris membuat lumpuh tubuhQ. Dengan sigap teman-teman mendirikan tenda tuk kami beristirahat malam ini… dan Q hanya menunggu pekerjaan mereka beres hehehehehe,, dasar dodol.. dah sering bertenda tapi tak pernah bisa mendirikan tenda..

Tanpa ba bi bu lagi, setelah sholat langsung Q meringkuk dalam SB dantertidur pulas sekali, hingga tanpa sadar mulut masih ngunyah permen karet.


19 Juli 2009

05.00

Brrr dinginnya.. membuat malas bangun saja! Padahal mataharinya sudah mulai sedikit terang.. sholat-sholat! Paling nggak enak kalo sholat sendiri. Coba kalo ada kesadaran untuk berjamah, pasti indah banget . Pfuuh.. Si Jamud dan Imeh masih tertidur pulas sekali, Q dan Bung Karel mencoba menghangatkan diri dengan berjalan-jalan di tepi Ranu yang Subhanallah indahnya.

Ternyata banyak juga yang berkemah di sini.. dan mereka sudah sibuk dengan aktivitas mereka, dari memancing hingga berolahraga. Q beranikan diri menyentuh air Ranu yang dinginnya menusuk tulang itu tuk berwudhu. Waah ternyata seger banget.. jadi pengin renang neh. Ga kebayang kalo renang sepagi ini di tempat sedingin ini… apalagi yang renang mahluk imut dan manis gini… *narsis mode on*

Pemandangan seindah ini tak mungkin Q lewatkan dari jepretan kamera sakuQ.. Action

09.00

Selesai sarapan, berkemas dan menurunkan tenda kami harus bersiap-siap kembali melanjutkan perjalanan.

Jiaaah masih harus menanjak dan menurun kembali neh…

Dengan bekal semangat, Q taiki tanjakan cinta. Nama yang romantis!, entah siapa yang memulai memberi nama tempat ini.. pasti akan lebih romantis kalao si Jelex ada di sini.. Jiaaaah jadi mellow begini.. ^_^

Dengan tenaga kuda berkat ramuan Madura, Mate dan yang lainnya berpacu cepat sekali. Sedangkan aku masih dengan gaya putri solo, ditemani Imeh dan Jamud yang masih terus bersabar menghadapai kelambatanQ, mencoba menikmati kebesaran penciptaan Allah yang tiada tandingannya ini.

13.17

Alhamdulillah sampai juga kami di Kalimati. Cukup lama juga kami habiskan waktu di sini, melepas lelah, bercanda ria, melepaskan hasrat bernarsis ria, mencari air, memasak dan makan bersama kami lakukan di sini.

Jadi ingat pesan dari petugas taman nasional yang memberi kami izin hanya sampai di sini. Melihat pemandangan yang lumayan gersang begini, rasanya jadi mo nangis aja kalo kami harus berhenti sampai di sini. Tapi syukur banget teman-teman perjalananQ hebat-hebat. Jadi bukan suatu hal yang mustahil lagi tuk sampai puncak… SEMANGAT!!

16.00

Setelah perut kenyang dan persediaan air cukup, kami melanjutkan perjalanan menuju Arcopodo. Dengan sepenuh hati kuberdoa memohon izin yang Kuasa tuk melanjutkan perjalanan. Hanya dua jam kata Mate tuk sampai ke arcopodo,, tapi melihat pengalaman kemarin-kemarin, dua jamnya dia entah berapa jam kalo ukuran Q…

18.00

Mate kali ini ga ‘boong’ kalo cuma dua jam dari Kalimati tuk sampai di Arcopodo. Dengan segera kami mendirikan tenda agar kami segera dapat menghangatkan diri. Maklum menurut berita yang ku dapat, di tempat ini bisa sangat dingin. Walau menurutku masih tetap lebih dingin di Ranu Kumbolo..

Besok harus bangun jam satu neh,,, gila bener.. tapi ya gini kalo ingin lihat matahari terbit. Tidur nyok! Eits,, sholat dulu donk Q.


20 Juli 2009

00.15

Segera ku persiapkan diri ini sehangat dan senyaman mungkin, sementara Bung Karel mempersiapkan segala minuman hangat untuk mengganjal sementara perut kami. Bung Gondrong ini memang benar-benar teman yang bisa diandalkan. Tq ya Bung untuk minuman campur-campurnya.

01.00

Setelah sarapan seadanya kami berkumpul dan berdoa bersama tuk bisa sampai ke tanah tertinggi di Jawa tersebut.

Wahai Mahameru tunggulah aku!!! Yuuuhuu,, deg2an karena senang dan tegang pun menyatu.

Ternyata tracknya lebih sulit dari yang Q bayangkan. Berjalan menanjak dalam kegelapan membuat cepat merasa lelah. Tersandung-sandung,ngap-ngapan, sampai harus nyangsang di akar pohonpun kejadian.. maluuu euy, kenapa jadi merasa lemah begini ya.. jadi kesal sendiri ah.. dodol dasar.

Keletihan, lapar dan putus asa menyerangku bertubi-tubi. Malu, kesal membuatku makin merasa berat mendaki Mahameru yang angkuh ini. Tapi tenyata tidak Q saja yang mengalami ini, tampak pula dari rombongan lain yang juga sangat berjuang keras untuk menaklukan Mahameru.

Jamud,Imeh dan Eka masih saja bersabar mengapitku, sebuah perhatian yang besar dari sahabat, tapi justru semakin membuatku semakin mengenaskan dan mengasihani diri sendiri. Berkali-kali Q yakinkan mereka kalo Q akan baik-baik saja jika mereka ingin lebih dahulu samapai puncak, tapi mereka malah lebih memilih tidur-tiduran menunggu Q.. ampuuun! Melihat mereka begitu perhatiannya malah semakin membuatQ rapuh… haaaaaaaaaaaah.. kenapa sih Q payah banget.. uugh

Terus saja Q berdoa memohon bantuan tambahan tenaga dan semangat dari yang Kuasa. Ya Allah izinkan aku berada di atas..pliss, bitte. Sungguh habis-habisan Q menahan lelah, ditambah lagi rasa tak enak pada sahabat-sahabatku yang terus sabar menungguku. Ku coba usir mereka tuk lebih dahulu ke atas, tapi mereka benar-benar sabar. Segala rasa benar-benar bercampur baur.. kucoba ingat pesan si Jelex yang menginginkan sang kabut dalam rengkuhannya.. Ya Allah tolong akuuuu bitte..

Akhirnya Jamud mau juga naik ke atas sendiri. Ketika aku benar-benar sendiri justru tenagaku sedikit pulih. Dengan santai perlahan Q lewati batuan rapuh ini, walau harus berulangkali jatuh bangun, merosot dan turun kembali. Matahari sudah mulai muncul dan tak mungkin aku bisa melihat langsung matahari terbit di puncak.. ah biarlah yang penting aku sampai. Tak peduli harus tiba pukul berapa. Yang penting Q sampai, . Akhirnya kubertemu Bung Karel yang benar-benar telah menyerah karena tak kuasa menahan sakit di lututnya.

Kulihat tas kebanggaanku ada di tangannya. Rupanya Jamud telah meninggalkan di sini. Ku cari sesuatu di dalamnya, sebuah botol kosong. Hanya sebuah botol kosong memang!,, tapi karena botol kosong inilah aku merasa hadirnya dia di sini. Sebuah spirit tersendiri yang memberiku kekuatan dan semangat tuk melanjutkan perjalanan. Sebuah janjiku pada si Jelex.

Dengan napas yang dah megap-megapan, namun masih dengan semangat baja, Q coba lagi dan lagi memanjat rapuhnya Mahameru. Ya Allah tolong aku..

Aaah aku lapar sekali… cacing-cacing dalam perutku menari-nari, menjerit-jerit minta dikasih makan,sedangkan puncak ini seperti tak berujung. Lelahnya tak tertahankan,, tapi tekadku dan janjiku memacuku kembali..

Bangun noenk.. bangun.. ayo kamu pasti bisa… teriak-teriakku sendiri dalam hati.

Lelahku membuatku tak menentu berjalan. Lereng ini semakin sepi dan sunyi. Sebagian orang sudah di puncak dan sebagian lagi memilih turun kembali karena tak kuasa menghadapi Mahameru.

Tiba-tiba tanah yang kupijak terus turun dan longsor tak terkendali. Tapi otakku masih belum menunjukkan sinyal tanda bahaya.. masih santai ku coba bertahan dengan kaki-kakiku. Pendaki lain tampak mengkhawatirkan Q, tapi dengan sok kuatnya Q yakinkan kalo Q baik-baik saja. Tanah ini semakin rapuh, dan tubuhku tidak terkendali dan meluncur, tiba-tiba sebuah tangan kuat menarikku ke atas.. ya ampuuun ternyata Q tuh sudah ada di bibir jurang dan masih tetep tak sadar akan bahaya. Teman pendaki tadilah yang menolongku.. wahai pria yang tak kutahu namamu, tq ya.

Pendaki-pendaki yang berasal dari Surabaya itu terus mengawasiku dari kejauhan.

07.40, Mahameru

Jiaah.. berhasil berhasil.. hehehehehe,,senangnya membuat rasa letihku hilang seketika.

Begitu Q temui rombongan sirkus, segera kuhempaskan jas hujan yang Q pakai selama pendakian Mahameru. Ternyata cuacanya sangat cerah dan udarapun tak begitu dingin. Jas hujan ini benar-benar membebani langkahQ, tapi lebih baik siap daripada menghadapi situasi yang tidak diinginkan.

Tanpa ba bi bu lagi, segera kukeluarkan botol yang jadi spirit perjalanan ini. Segera Q masukkan pasir dan angin Mahameru ke dalamnya. Yeah lunaslah janji Q!.. ups.. tapi masih harus pulang dengan selamat dulu neh.

Subhanallah,, pemandangan di atas sini dasyat bener.. engga nyangka Q bisa juga di sini.. Alhamdulillah ya Allah..

08.20

Belum puas Q di sini, teman-temanQ sudah ingin turun.. ugh.. bodo ah.. biarin aja mereka turun duluan, toh mereka memang sudah lama ada di sini. Masih ingin Q di sini.

Jamud dan Imeh mencoba menemaniQ, walau akhirnya mereka turun juga meninggalkanQ yang masih asyik mengambil gambar.

Dalam sendiriQ, sungguh Q kangen dengan keberadaan si Jelex. Walau kecuekannya sangat menyebalkan, tapi Q mulai terbiasa dengan keberadaannya. Walau baru suaranya saja yang sering menemaniQ, tapi cukup membuat hidup Q lebih berwarna, tidak lagi hanya hitam dan putih. Membuatq lebih percaya diri dalam menghadapi hidup. Q benar-benar ingin dia menemaniQ di sini, menatap lautan awan putih yang berarak, gunung-gunung dari kejauhan sembari menikmati Van Houten kegemaran kami. Kesunyian di lereng Mahameru ini membuat jiwa melankolismeQ meluap-luap tak tertahankan. Ya Allah.. Apa Q sudah mulai mencintainya hingga membuatQ begitu merindukannya???. Mudah-mudahan saat ini pun dia mengingatQ.

Berat sekali kaki ini beranjak. Rasanya enggan meninggalkan keindahan ini. Q coba merekam hari ini dalam memoriQ sebisa mungkin. Ya Allah izinkan Q kembali ke sini suatu saat nanti.

Turun dari sini jauh lebih mudah. Tinggal lesakkan kaki ke pasir dan jaga keseimbangan, maka kita kan turun dengan sendirinya. Walau tetap harus waspada karena jurang yang menanti di kanan kiri lereng.

Berasa tidak ada yang menunggu, dengan santai kuturuni lereng ini. Di tengah perjalanan kulihat sepasang remaja tengah asik berduaan menuruni terjalnya lereng ini, tampak prianya dengan sabar membimbing pacarnya turun. Nih baru gaya pacaran yang keren, dibandingkan gaya pacaran ABG yang selama ini Q lihat hanya berkutat pada mall n mall. Aw aw aw, teriakan cewe itu membuat Q geli n senyum-senyum sendiri.. hehehehe.. jiaah gila sendiri gw..

09.40

Tepat sampai kaki Mahameru, tampak Yayan, Imeh dan Jamud sedang asik bercengkrama. Ah ternyata gw masih ditungguin. Sori mori kalo kelamaan nunggunya nih teman, coz gw ga tahu kalo ditungguin. Mereka dengan terpaksa menunggu Q turun karena ada satu tanjakan yang cukup terjal dan mereka ga yakin kalo aku bisa ngelewatinnya sendiri.

09.50

Sampai kembali di Arcopodo.. dah kehabisan makanan, minuman.. ampun deh lapernya. Tapi untung Bung Karel sudah menyiapkan jahe hangat… hmmm segernya.

Tanpa lama beristirahat, kami segera siap berkemas untuk kembali ke Ranu Kumbolo. Di sana akan lebih nyaman untuk beristirahat.

***

Benar-benar perjalanan turun yang meletihkan neh. lapar, lelah dan ngantuk membuat semua semangat menguap ke udara.. uugh..

Hanya dengan beralaskan sandal jepit, kulalui jalan yang lumayan panjang dan berkelok-kelok. Karena memang dah hampir tak bertenaga, ya ketinggalan lagi dari rombongan. Tapi kali ini mang aku lagi ingin sendiri. Q benar-benar merindukan si Jelex, yang belum tentu merindukanku juga.. hiks..

Lagi-lagi Q lihat pasangan yang lagi beromantisme ria,, jiaaaah ngiri bener neng.

Eeh ternyata ditungguin.. wadoooh dodol banget deh,, mana tega mereka ninggalan Q ang imut ini sendiri.. jangan nyusahin napa sih!.

Karena acara ngelamun terganggu, membuat emosi lumayan naik, ya jadi tambahan tenagalah..

15.20

Walau dengan perut keroncongan dan tenaga yang dipaksakan, Alhamdulillah sampai juga aku di Ranu Kumbolo.. Harus dinikmatin nih, terakhir kami di sini.. entah apakah ada kesempatan lagi ke sini. Mudah-mudahan akan ada waktu itu dengan keadaan yang jauh lebih baik.

Semua sibuk mendirikan tenda dan menyiapkan makanan. Sedangkan Q lebih asik ngebersihin badan di Ranu, kalo engga malu rasanya ingin bener-bener nyebur euy.

Hari semakin gelap dan semakin dingin. Tinggal di dalam tenda merupakan hal yang sebenarnya paling enggan Q lakuin. Ketika di dalam tenda semua menjadi sama dan tidak istimewa lagi. Apalagi ketika sudah ditutup dan kita terbaring dalam SB. Dimanapun kita berada terasa tak ada bedanya.. Q selalu mengimpikan bisa tidur di luar saja, sehingga bisa berasa bedanya.. tapi kali di tempat ini ya cari penyakit namanya.

Tidur yuks.. dah malem. Badan Q mulai berasa hancurnya..

21 Juli 2009

Saatnya berjalan-jalan di tepi Ranu indah ini.. wow.. ternyata ada bocah umur 3 tahun disini.. Masya Allah.. anak sekecil ini sudah diajarin naik gunung.. gilaaaa bener.. seperti apa ya kalo dia sudah besar,, jangan-jangan Riani Jangkaru atau Medina Kamil mah lewaat.

Eidelweis dari Jawa (setelah ditranslet) nama anak itu, tapi cukup di panggil vani, waaaaaah membuat gw jadi bermimpi… berapa tahun lagikah Q bisa bawa anak Q jalan-jalan ke gunung ya. Hehehehe. Ya Alah berikan aku nikmat itu..

Tak puas-puas rasanya kubermain, berfoto-foto dengan vani,. Walau dia sudah bosan dan berontak melulu dari gendongan.. kalo dia bisa protes, mungkin dia kan bilang.. iiih nih tante maksa bener ya.. ^_^

09.40

Wuits, ada personil baru nih,, Galuh namanya, orang Sidoarjo, mau gabung pulang bersama rombongan sirkus.. tapi sayangnya Eka sudah terlebih dahulu pulang. Jadi rombongan tetap berjumlah sepuluh orang.

Lanjuuut,, kembali ke Ranu Pane

14.15

Sampe juga.. waaaah ada yang jual baso.. serbuuu.. mantap!!

15.00

Lanjut ke Bromo… wuits… nge Jip lagi..

15.30

Sampai juga di Segoro Wedi… mau naik kuda ah.. ada ngga ya kuda hitam yang keren.. lagi suka banget neh sama yang hitam-hitam.. hehehehe

16.15

Waaaah ternyata masih jalan lagi.. dasar gila semua… kaki udah empot-empotan masih juga engga mau berhenti.. hiks hiks

Jiaah.. jalan ke Pananjakan neh.. ampuuun

Walau letihnya engga bisa digambarin, tapi nuansa di perjalanan ini juga sulit diungkapkan.. malam semakin larut dan semakin mengaharukan.. langit bertaburan bintang.. jutaan bintang berkelap-kelip di atas kepala kita membuat hati berasa gimana gitu..

Yang luar biasa lagi,, bintang-bintang itu membentuk jantung, bentuk yang menjadi cinta,symbol romantisme percintaan.. gilaaa romantis banget.. coba kalo malam ini Q dengan suami,, waaah ga kebayang dah nih malam rasanya… ups.. ngayal lagi neh… suami ya?? Kapan ya.. hehehehe

22.00

Akhirnya sampai juga di Pananjakan.. ya Allah dinginnya.. Q cuma pengin tidur,, nagntuk brrr

Puput dan teman-teman masak aneka sayur yang bahannya dibeli di desa bawah tadi sore,, masya Allah rasanya maknyuss bener,, perut lapar memang membuat masakan apapun itu jadi berasa uenak..

Dah kenyang sudah sholat, apalagi yang ditunggu … tiduuuuuuuur

Eits,, jangan lupa bangun pagi-pagi bener ya.. supaya matahari terbitnya tidak terlewat.. ok.. gute Schlaff.

04.00

Bangun dengan keadaan masih ngantuk berat, bersiap menantikan sang surya keluar dari singgasannaya yang agung…

Weeeits,, bule-bule yang entah muncul darimana mulai sedikit demi sedikit memenuhi penanjakan.. pada tinggal di mana ya… banyak bener lagi,, jadi berasa tamu di negeri sendiri.. yang seru pada dengan pasangannya masing-masing cuy,, semua langsung ngetagin tempat-tempat strategis,, bikin kita yang udah bermalam disini jadi keki sendiri, coz masih sibuk packing… waaaah gawat neh kalo ga kebagian tempat… manfaatkan donk Q tubuh kecil loh.. hehehehe

05.15

Edan… Subhanallah… engga ada ruginya kerja keras seharian untuk sampai tempat ini,, rebutan tempat dengan turis-turis perancis yang kasar-kasar banget… ya Allah, lukisan alamMu benar-benar luar biasa.

Setelah puas memandangi kebesaran alam ini, kami pun cabut ke tujuan berikutnya, kembali ke Bromo.. upfh.. mudah-mudahan kuat..

06.30

Kucoba menyamai jalannya Mate dan Puput,, tapi karena harus beli air,, balik lagi deh… eeeh di blakang si Jamud dan Imeh lagi milih-milih barang.. ikutan dehw.. hehehehe.. dasar cewe! Ngga bisa ngelihat barang bagus euy..

Karena ga sabar nunggu Imeh dan Jamud, Q coba susul Mate..

Setengah berlari kucoba susul mereka, tapi mereka benar-benar tak terlihat.. gila.. mana mungkin mereka bisa secepat itu..

Setengah putus asa, tanpa sengaja kuhentikan mobil yang lewat.. wow serombongan pria muda.. dengan terheran-heran mereka mengantarku sampai gerbang Bromo… pake mobilpun mereka tidak terkejar.. waaah dalam bahaya kali ini… @-@

Jiaaaaah,, Q benar-benar TERPENCAR dari rombongan sirkus.. hiks..

Sepakat bertemu di kawah Bromo.. yups.. amanlah.. dari gerbang bromo Q yakin tidak akan terlalu jauh..

Waaaah… Bromonya masih terlihat kecil sekali.. Allah.. apalagi ini,,, kapan Q bisa sampai ke sana.. campur aduk perasaan Q.. ingin marah, kesal ngga karuan.. kalo bisa lompat, lompatlah Q saat itu.

Gimana caranya bisa ke sana??? Rombongan sirkus masuk ngelewatin hutan, sedangkan Q lewat aspal. Banyak mobil yang lalu lalang, tapi semuanya mobil carteran atau mobil pribadi… engga ada lagi yang bisa Q tumpangin.. andai ada ojek!

Mencoba menghibur diri. Berharap ada keajaiban..

Kuhampiri seorang penduduk tengger yang sedang mencari rumput, kutanya kemungkinan tercepat ku dapat ke Bromo.. jauh dan lebih jauh tiga kali lipat dibandingkan jalur hutan katanya.. Sprachlos! Luntur semua semangat dan kepercayaan diri Q.. HILANG di Poncol, masih belum jadi masalah, berkali-kali terpisah dari rombongan selama di Semeru syukurnya masih selamat.. namun kali ini pertolongan macam mana lagi kah yang akan datang menghampiri..

PERTOLONGAN itupun datang!..

Si bapak yang tak tega melihat tampang Q, bersedia meninggalkan keranjang rumputnya untuk mengantarkan Q ke jalur terdekat. Dengan Rx King tuanya si Bapak yang tak mau menyebutkan namanya ini mengantarkanQ ke tempat terdekat. Alhamdulillah ya Allah.

Perjalanan ini sangat melelahkan, jalanan terjal,rusak berat dan terus naik ke atas. Belum lagi keril yang ku bawa menambah beban motor si Bapak. Sepanjang perjalanan, setiap bertemu penjaja makanan, si Bapak terus menawariku untuk makana dulu.. gilaaa.. tau aja dia kalo Q lapar berat.. apa kelihatan jelas ya di tampang Q,, dasar muka komik.. ekspresif selalu..namun biar lapernya banget banget, mana enak Q makan kalo lagi begini. Ga enak pula ma si Bapak ah.. lanjut aja deh pak..

Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya Q berdoa agar selalu dalam perlindunganNya, terlebih aku berjalan dengan orang yang benar-benar tak Q kenal.. ya Allah, aku masih ingin ketemu ma’ di rumah..

Perjalanan yang sangat menegangkan ini berasa tak berujung,, tampak jip dan mobil-mobil pariwisata lalu lalang, tambah mempersulit perjalan kami. Akhirnya tibalah kami di tempat yang dimaksud si Bapak,, sementara itu kabut terus turun menutupi jalan dan pandangan. Ternyata dari sini pun masih butuh berapa jam lagi perjalanan, apalagi jalanQ yang lamban ini, entah berapa lama lagi Q baru sampai. Allah lindungi aku.. entah karena sudah pasrah, atau memang karena sudah terbiasa, Q tidak panik lagi.

Melihat situasi dan perjalanan yang begitu suramnya, si Bapak tak tega meninggalkan Q disini.. jadi lanjut deh,, perasaan senang, sungkan dan malu bercampur aduk.. kabut semakin gelap dan pekat membuat udara dingin menusuk kulit. Berusaha kutekan semua ekspresi dan perasan di hati,, sungguh ya Allah, ku malu dan tak enak hati dengan Bapak yang baik hati ini. Si bapak memotong jalan, meninggalkan jalan beraspal. Jalurnya semakin sulit kami lewati, jalur berpasir. Sepanjang mata memandang hanya gurun pasir dengan rumput-rumput kering, selebihya hanya kabut dan kabut. Tak ada petunjuk, tak ada petanda yang bisa dijadikan patokan arah.. siapapun bisa tersesat di sini.

Waktu terasa berhenti, menyusuri jalan yang seperti tak berujung, pekat dan suram, membuat hatiku seperti mencelos saja rasanya. Sprachlos.. benar-benar kehabisan kata-kata tuk menggambarkan keadaaanQ saat ini. Berkendaraan berduaan dengan orang yang benar-benar tak dikenal, namapun tidak, orang itupun membawa arit pula, ditempat sepi tanpa ada mahluk hidup satupun. Kalaupun dia berbuat jahat padaQ, tak akan ada yang tahu, bahkan kalau Q tewas mungkin mayatku tak akan pernah ditemukan. Segala mcam pikiran berkelebat di kepala,, namun demikian Q berusaha menutupi dengan senyum, tapi seperti yang sudah-sudah bapak itu bisa membaca pikiranQ, dengan tegas dia menyatakan “saya ini umat hindu yang taat, tidak akan pernah mencelakakan orang, saya percaya karma. Jadi tenang saja de, saya tidak akan mencelakan ade, apalagi saya juga punya istri dan anak yang juga perempuan.” Waaaah sebuah pernyataan yang benar-benar menenangkan hati.. ya Allah bapak ini seperti malaikat, dan benar-benar malaikat penolongku saat ini. Berkali-kali kami berhenti untuk mengahangatkan dirinya, dan mencoba menghubungi teman-temanku, tapi signalnya tak memungkinkan menghubungi mereka, pasrah saja Q akhirnya.

Andai semua orang punya ketulusan seperti Bapak ini, bumi ini pasti sangat nyaman untuk ditinggali..

Setelah melalui perjalanan yang meletihkan ini akhirnya, kamipun tiba di tempat yang ku tuju. Entah bagaimana caraku berterimakasih pada si bapak.. Ya Allah balaslah ia dengan sejuta kebaikan dariMU.. amin.

***

Terdiamku sendiri disini, di lautan pasir Bromo, sepi, lapar, lega berkecamuk dalam benakku. Sayup-sayup kudengar teriakan memanggil namaku, tapi ah mana mungkin. Lagipula disini sangat ramai.. bisa saja Q yang lain. Entah dimana teman-temanQ berada.

Daripada sendiri ga jelas, akhirnya ku menyewa seekor kuda. Sepuas hati kuberjalan-jalan menikmati kesunyianQ, bercengkrama dengan orang-orang yang bekerja di sana. Aah lagi-lagi Q sendiri. Keramaian di tempat ini tak mengobati kesepianQ.

***

Akhirnya… bertemu jua Q dengan teman-teman…

Setelah beristirahat sejenak dan menunggu mereka puas bermain, akhirnya kami lanjutkan perjalan.. wadoh jalan kaki lagi neh..

Sampai di Stasiun Pasar Turi, kereta sudah jalan. Akhirnya kami bermalam di Madura.

Allah, terimaksih karena telah Kau beri Q kesempatan untuk menikmati perjalan dan petualangan ini. Teimakasih atas perlindunganMu padaku.

6 komentar: